KILASBABEL.COM – Biro Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Sekretariat Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) menyebut daya beli atau purchasing power masyarakat Babel terhadap bahan bakar minyak (BBM) saat ini menurun.
Menurut Kepala Biro Ekbang Pemprov Babel, Ahmad Yani, hal itu dampak dari melemahnya ekonomi Babel dari sektor pertimahan saat ini.
“Menurun (daya beli) inflasi kita 0,05, jadi rendah sekali, penyebab utamanya adalah rendahnya tingkat daya beli masyarakat dikarenakan sektor pengolahan timah sedang melambat. Begitu juga sektor perkebunan melambat,” kata Yani, Senin (20/5/2024).
Seiring dengan melambatnnya ekonomi Babel saat ini berdampak kepada produktivitas para masyarakat yang mengakibatkan daya beli masyarakat menurun dan pertumbuhan ekonomi menurun.
“Kemudian diikuti melambatnya inflasi ataupun kita menuju deflasi,” ucapnya.
Ia mengatakan, fenomena ini semenjak awal-awal Februari lalu sudah mulai terjadi.
“Sebenarnya bukan hanya BBM saja tapi seluruh sektor ekonomi di Babel. Dikarenakan daya beli masyarakat kita menurun karena sekitar 20-30 penduduk Babel bertumpuk terhadap sektor timah dan perkebunan dan kelautan,” ujarnya.
Meski terjadinya hal ini, lanjut dia, alokasi atau kuota BBM di Babel tetap seperti biasa atau stabil.
“Alokasi tetap kuota kita tetap berjalan dengan baik. Cuma kalo dia permintaan banyak kita menggunakan kuota sebelumnya yang akan datang. Tapi kalo sekarang stabil sesuai dengan perhitungan Pertamina dan Migas dan tetap jatah kita Babel,” katanya.
Sumber : rri.co.id