KILASBABEL.COM – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Belitung Timur mencatat adanya temuan kasus infeksi lumpy skin disease virus (LSDV) atau yang biasa dikenal dengan virus lato-lato pada sapi. Dalam beberapa minggu terakhir, sebanyak tiga kasus telah ditemukan oleh petugas dari Distangan Beltim.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Pangan Beltim, drh Theressia Hati menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan langkah-langkah efektif untuk menangani kasus tersebut.
“Begitu kami menemukan hewan yang terinfeksi virus lato-lato, kami segera mengambil tindakan pencegahan agar virus ini tidak menyebar lebih luas,” kata Theressia, Jumat (31/5/2024).
Dikatakan dia langkah-langkah yang diambil termasuk menyarankan pemilik ternak untuk segera menyembelih hewan yang terinfeksi virus lato-lato tersebut, sehingga tidak adanya penularan pada ternak yang lain.
“Kami memberikan arahan kepada para pemilik ternak untuk segera menyembelih hewan yang telah terkonfirmasi terinfeksi virus lato-lato, guna mencegah penularan lebih lanjut,” tambahnya.
Dinas Pertanian dan Pangan Beltim juga telah memperketat pengawasan di lapangan serta melakukan sosialisasi kepada para peternak mengenai bahaya virus lato-lato dan cara pencegahannya. Dia menambahkan pihaknya selalu melakukan pengawasan intensif di lapangan bahkan kerap melakukan sosialisasi serta pengecekan dari kandang ke kandang.
Dikatakan Theressia, virus lato-lato ini tidak membahayakan manusia, namun manusia bisa menjadi media untuk penyebaran virus tersebut.
“Kita juga menjelaskan bahwa kita manusia ini bisa menjadi media penyebaran virus itu, misalnnya kita mengunjungi peternakan yang ada virus itu, lalu kita pergi ke peternakan lain maka kemungkinan besar kita membawa virus itu ke tempat hewan yang kita kunjungi. Jadi diharapkan mereka lebih waspada dan dapat mengenali gejala-gejala infeksi sejak dini,”” jelas Theressia.
Meski jumlah kasus yang terdeteksi masih sedikit, langkah cepat dan tepat diharapkan dapat mencegah penyebaran virus ini lebih luas lagi. Pihak dinas juga menghimbau masyarakat, khususnya para peternak, untuk segera melaporkan jika menemukan gejala-gejala yang mencurigakan pada hewan ternak mereka.
“Kerja sama semua pihak sangat diperlukan untuk menangani kasus ini secara efektif. Semoga segera teratasi dan tidak mengganggu pelaksanaan kurban pada Idul Adha tahun 2024 ini,” pungkas Tersia Hati.
Sumber : rri.co.id