Tim Dosen Keperawatan Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang Latih Puluhan Pelajar di Bangka Tengah Jadi Kader ‘Anemia Fighter’

oleh -204 Dilihat
Tim Dosen Prodi DIII Keperawatan Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang saat foto bersama dengan para peserta usai kegiatan.(Foto/Ist)

KILASBABEL.COM – Tim Dosen Prodi DIII Keperawatan Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang belum lama ini menggelar kegiatan pengabdian pada masyarakat di Desa Sungai Selan Atas, Kecamatan Sungai Selan, Kabupaten Bangka Tengah. Kegiatan tersebut berlangsung selama empat hari mulai dari tanggal 17-20 Mei 2024.

Kegiatan yang mengusung tema “Kaderisasi Remaja Tanggap Anemia Melalui Program “Anemia Fighter” Untuk Mencegah Resiko Stunting ini dipimpin langsung Ketua Tim Dosen Prodi DIII Keperawatan Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang Akhiat, SKM., M.Si, dan tiga anggotanya Ns. Dudella Desnani Firman Yasin, S.Kep., M.Kep, Ns. Sammy Lazuardi Ginanjar, S.Kep, Ns. Pebri Emilda Nurriska, S.Kep serta juga diikutin 4 orang mahasiswa.

Ketua Tim Dosen Prodi DIII Keperawatan Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang Akhiat mengatakan, alasan mengangkat tema ini karena pravalensi stunting di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung masih cukup tinggi pada tahun 2022 yaitu sebesar 18,5% (mengutip dari Laporan Studi Status Gizi Indonesia tahun 2022).

Baca juga: Beraksi di 22 TKP, Pelaku Curanmor Lintas Provinsi Dibekuk Timgab Polda dan Polresta

“Angka ini masih belum mencapai target penurunan stunting yang tertuang dalam peraturan presiden Nomor 18 tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 yaitu menurunnya prevalensi stunting balita hingga 14%,” jelas Akhiat, Jumat (7/6/2024).

Menurut Akhiat, penyebab dari stunting dipengaruhi oleh berbagai faktor. Mengutip dari Penelitian Arman (2022), katanya, ada hubungan antara riwayat anemia ibu terhadap kejadian stunting anak bawah dua tahun.

Bahkan, katanya, berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menunjukkan bahwa sekitar 3 dari 10 di Indonesia anak mengalami anemia, pada anak usia 5-14 tahun tercatat sebesar 26.8% dan usia 15-24 tahun sebesar 32%.

Baca juga: Curi Batu Bata Buat Beli Sabu, Dua Resedivis di Pangkalpinang Ini Kembali Diciduk

Akhiat mengatakan bahwa remaja putri yang menderita anemia berisiko menjadi wanita usia subur yang anemia selanjutnya menjadi ibu hamil anemia, bahkan juga mengalami kekurangan energi protein.

“Kementerian Kesehatan sudah melakukan upaya pencegahan anemia dengan intervensi spesifik yaitu program pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja puteri dan ibu hamil. Namun jika remaja putri tidak memiliki pengetahuan tentang anemia, dia tidak akan mau minum obat tablet tambah darah yang diberikan, malah disangka sedang diberi racun (karena rasanya tidak enak) dan di buang, banyak kasus seperti itu terjadi apalagi di kampung-kampung. Remaja putri yang memiliki pengetahuan yang baik akan lebih awas dalam mencegah terjadinya anemia dibandingkan remaja putri yang memiliki  pengetahuan  buruk,” jelas Akhiat.

Penyerahan modul bebas anemia dan cegah stunting.(Foto/Ist)

Salah satu upaya meningkatkan pengetahuan adalah dengan melalui penyuluhan atau pelatihan. Penelitian dari Shah dkk (2016) menyatakan bahwa intervensi menggunakan edukator teman sebaya dapat meningkatkan kepatuhan remaja minum TTD dan mengurangi status defisiensi besi pada remaja putri.

Baca juga: Dua Geng Meresahkan Ditindak Jajaran Polresta Pangkalpinang!

“Banyak penelitan yang menunjukkan tentang efektivitas edukasi antar teman sebaya terhadap peningkatan pengetahuan, sehingga penting untuk membentuk kader remaja sebagai sarana penyebaran informasi dan edukasi khususnya mengenai kesehatan,” terang Akhiat.

Karena itu, Akhiat berharap dengan adanya kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran remaja akan bahaya anemia dan kaitannya dengan kejadian stunting. Selain itu, diharapkan para remaja yang telah dilatih menjadi kader “anemia fighter” mendapat peningkatan keterampilan dalam melakukan penyuluhan kepada remaja lainnya.

“Ya harapannya mereka dapat memberikan manfaat dalam lingkup kecil yaitu di SMAN 1 Sungai Selan dan dalam lingkup besar yaitu di masyarakat desa Sungai Selan Atas, dengan harapan jangka panjang dapat membantu menurunkan angka kejadian anemia dan menekan pravelensi stunting di daerah tersebut,” harap Akhiat.

Baca juga: Jelang PPDB, Tim Siber Pungli Pangkalpinang Sebar Intelejen Cegah Pungutan

Kegiatan ini bertempat di SMA Negeri 1 Sungai Selan, dengan sasaran 30 orang remaja yang kemudian diberi pelatihan untuk menjadi kader remaja “anemia fighter” dengan tujuan untuk melakukan edukasi kesehatan mengenai bahaya anemia dan kaitannya dengan stunting di sekolahnya.

Kegiatan ini dihadiri oleh pihak dari Puskesmas Sungai Selan yang diwakili oleh penanggung jawab pusat informasi konseling remaja (PIK-R) Puskesmas Sungai Selan dan penanggung jawab program pemberian tablet tambah darah remaja, serta perwakilan dari Desa Sungai Selan Atas yang diwakili oleh tim penanggulangan Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) dan para Kader Desa Sungai Selan Atas.

Hari pertama, kegiatan diawali dengan diskusi mengenai bahaya anemia dan kaitannya dengan stunting. Setelah itu, masing-masing remaja di beri media edukasi berupa modul, leaflet dan kartu. Remaja diminta untuk berlatih menjadi penyuluh dengan cara berbagi dalam kelompok kecil dan saling memberikan edukasi mengenai bahaya anemia dan kaitannya dengan stunting.

Baca juga: PLN Tegaskan Program BPBL Bantuan Pemerintah untuk Warga Tidak Mampu dan Gratis

Para Kader Desa Sungai Selan Atas dan perwakilan pihak puskesmas serta tim pengabdi turut bergabung dalam kelompok dan memberikan arahan bagaimana cara melakukan penyuluhan. Setelah itu, perwakilan kelompok melakukan simulasi penyuluhan dengan sasaran kader desa Sungai Selan Atas dan perwakilan puskesmas.

Para peserta sangat antusias mengikuti kegiatan.(Foto/Ist)

Di hari kedua, masing-masing kelompok kecil diminta masuk ke setiap kelas dan melakukan simulasi penyuluhan ke teman sekelasnya sekaligus berkolaborasi dengan pihak puskesmas untuk pembagian tablet tambah darah.

“Kegiatannya asik bu, kita jadi diajak berlatih bicara dan mengedukasi teman-teman lainnya, tapi bingung pas ada teman yang nanya, gak bisa jawabnya, jadi harus sering berlatih dan banyak membaca materi,” ucap Putri, siswi kelas XI yang menjadi salah satu peserta kegiatan.

Baca juga: Lapas Narkotika Pangkalpinang Gelar Pelatihan Budidaya Ikan Air Tawar Bioflok kepada WBP

Adapun di akhir kegiatan, tim pengabdi memberikan kenang-kenangan kepada pihak sekolah dan kader Desa Sungai Selan media edukasi tentang anemia dan stunting berupa modul, leaflet, kartu dan banner.

Kepala Desa Sungai Selan Atas, Rusman mengucapkan terima kasih kepada Tim Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang, karena telah menyelenggarakan kegiatan pengkaderan remaja di Desa Sungai Selan Atas.

“Kegiatan karang taruna dan posyandu remaja memang belum berjalan secara optimal disini, maka dari itu saya berterima kasih sekali telah diadakannya kegiatan ini. Semoga remaja-remaja di Desa Sungai Selan Atas yang dalam kesempatan kali ini diwakilkan oleh siswi-siswi di SMAN 1 Sungai Selan Atas bisa menjadi kader remaja yang bisa membantu meningkatkan derajat kesehatan di Desa Sungai Selan Atas,” ucap Rusman.

Senada, Kepala Sekolah SMAN 1 Sungai Selan, Nelly Yuliana juga memberikan apresiasi positif terhadap kegiatan ini.

“Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk mengasah soft skill siswi-siswi dalam, dan diharapkan anak-anak yang mengikuti kegiatan sekarang dapat menjadi kader kesehatan yang mana menjadi tonggak utama dalam bekerjasama dengan UKS untuk menjalankan program-program kesehatan di sekolah,” tutur Nelly.(Ari/SP)

No More Posts Available.

No more pages to load.