Pro Kontra Soal Pemain Naturalisasi, Ini Komentar Menohok Erick Thohir

oleh -151 Dilihat
Ketua Umum PSSI Erick Thohir. (rm.id)

KILASBABEL.COM – Ketua Umum PSSI Erick Thohir menganggap wajar perbedaan pendapat soal naturalisasi pesepak bola dari luar negeri untuk memperkuat tim nasional Indonesia. Sebelumnya, pemain naturalisasi menjadi polemik usai unggahan akun @petergontha di Instagram yang mengaku malu dengan komposisi skuad Timnas Indonesia saat ini.

“Saya rasa pada era demokrasi perbedaan pendapat itu dapat dimaklumi,” ujar Erick di Kantor Kementerian Hukum dan HAM, Jakarta, Kamis (19/9/2024).

Erick menyebut, kebijakan naturalisasi diambil lantaran PSSI dan pemerintah Indonesia memiliki target untuk memperbaiki prestasi sepak bola Indonesia. Selain itu, dia menegaskan pula proses naturalisasi atau pewarganegaraan itu tidak melanggar aturan baik dari negara maupun Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA).

Pemain-pemain yang dinaturalisasi pun memiliki syarat utama yakni harus keturunan Indonesia. Kebijakan ini diterapkan sejak juru taktik asal Korea Selatan Shin Tae-yong melatih Indonesia pada tahun 2019.

Sejauh ini, pada era Shin, hanya kiper Maarten Paes yang tidak memiliki darah Indonesia. Akan tetapi, nenek Paes lahir di Kediri, Jawa Timur. “PSSI dan pemerintah ingin talenta terbaik bangsa Indonesia yang ada di luar negeri dapat memperkuat tim nasional Indonesia,” tutur Erick.

Naturalisasi, pria yang juga Menteri BUMN itu melanjutkan, lazim dilakukan di negara lain. Misalnya, Italia yang menaturalisasi pemain Argentina Mateo Retegui untuk memperkuat timnas mereka. Sebelum itu, timnas Italia juga pernah diperkuat pemain naturalisasi seperti Mauro Camoranesi dan Thiago Motta.

Timnas Spanyol juga pernah memiliki pemain naturalisasi dari Brazil misalnya Diego Costa dan Marcos Senna. “Sepak bola merupakan entitas global dan selalu terbuka dengan naturalisasi selama mengikuti aturan FIFA,” kata Erick Thohir.

Sepanjang periode Shin Tae-yong melatih timnas Indonesia, sudah ada 14 pemain yang dinaturalisasi untuk memperkuat tim nasional yaitu Jordi Amat, Marc Klok, Shayne Pattynama, Sandy Walsh, Rafael Struick, Ivar Jenner, Nathan Tjoe-A-On, Justin Hubner, Ragnar Oratmangoen, Thom Haye, Jens Raven, Jay Idzes, Calvin Verdonk dan Maarten Paes.

Saat ini, ada dua pemain lain yang tengah dalam naturalisasinya tengah berlangsung yakni Eliano Reijnders dan Mees Hilgers. Naturalisasi mereka sudah disepakati oleh DPR RI dan tinggal menunggu terbitnya Keputusan Presiden (Keppres) dari Presiden Joko Widodo yang akan dilanjutkan dengan pengucapan sumpah setia sebagai warga negara Indonesia.

Erick Thohir mengatakan, pengambilan sumpah sebagai warga negara Indonesia (WNI) Mees Hilgers dan Eliano Reijnder dilakukan di Belanda agar proses naturalisasi mereka segera tuntas. Rapat Paripurna DPR pada hari ini pun sudah menyetujui naturalisasi dua pesepak bola itu.

“Ada fleksibilitas pengambilan sumpah baik itu di dalam maupun luar negeri. Semuanya masih sesuai aturan dari pemerintah,” ujar Erick.

Pria yang juga Menteri BUMN itu melanjutkan, pengambilan sumpah di Belanda akan mempercepat proses naturalisasi. Sebab, jika harus melakukannya di Indonesia, Eliano dan Mees yang berstatus pemain inti di klubnya masing-masing kemungkinan harus menunggu sampai jeda internasional FIFA match day pada bulan Oktober 2024 di mana saat itu tim-tim Eropa tidak berlaga di liga.

Kalau itu terjadi, maka Eliano dan Mees kemungkinan besar tidak bisa didaftarkan dan bermain untuk timnas Indonesia pada laga putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia kontra tuan rumah Bahrain dan China masing-masing pada 10 dan 15 Oktober 2024.

“Pada bulan ini sudah tidak ada FIFA match day. Oleh sebab itu, kami pun harus mencari cara (untuk pengucapan sumpah) dan menghormati klub tempat mereka bermain,” kata Erick.

Erick Thohir pun menegaskan bahwa tidak ada perlakuan spesial untuk Eliano dan Mees terkait pengambilan sumpah di luar negeri. Meski sebelumnya, semua pemain naturalisasi melaksanakannya di Jakarta.

“Sudah ada beberapa orang yang juga mengangkat sumpah di negara lain. Jadi bukan sesuatu yang spesial. Kami menghormati hukum Indonesia dan hukum FIFA,” tutur dia.

 

 

Sumber : Republika.

No More Posts Available.

No more pages to load.