Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang Gelar Pengabdian Masyarakat di Desa Batu Belubang, Optimalkan Tumbuh Kembang Anak

oleh -35 Dilihat
Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang saat menggelar kegiatan Pengabdian Masyarakat di Desa Batu Belakang Kecamatan Pangkalan Baru Kabupaten Bangka Tengah pada Senin (7/10/2024) lalu.(Foto/Ist)

KILASBABEL.COM, PANGKALPINANG – Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang menggelar kegiatan Pengabdian Masyarakat Berbasis Wilayah (PKW) di Posyandu Anggur Desa Batu Belubang Kecamatan Pangkalan Baru Kabupaten Bangka Tengah, Senin (7/10/2024) lalu.

Kali ini, kegiatan yang dilaksanakan oleh Tim Pengabdi Masyarakat Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang ini bertajuk “Pendampingan Keluarga Dalam Mengoptimalkan Tumbuh Kembang Anak Pada 1000 Hari Periode Emas Melalui Aktivitas Terapi Bermain dan Gizi Seimbang”.

Kegiatan ini merupakan perpaduan antara Prodi D3 keperawatan dan Prodi D3 Gizi Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang.

Kegiatan ini di ketuai oleh: Ns. Kartika, S. Kep., M.Sc dan anggota Tim dari Prodi Keperawatan yaitu Ashar Abilowo, SST, M., serta dari Prodi Gizi diwakili oleh Ratmawati, SG.Z., MG.Z dan Emilia, SST., M.Gizi.

Selain dosen, kegiatan ini juga mengikutsertakan mahasiswa aktif baik dari prodi D3 keperawatan maupun dari Prodi Gizi masing sebanyak 5 orang.

Kegiatan di hadiri oleh peserta antara lain ibu-Ibu yang memiliki balita, para kader, bidan desa dan tim dari Puskesmas Benteng.

Ketua Tim Pengabdian Masyarakat sekaligus Dosen Keperawatan Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang Ns. Kartika S. Kep., M.Sc mengatakan, kegiatan pengabdian masyarakat ini merupakan salah satu kegiatan dalam lingkup Tridharma Perguruan Tinggi yang wajib dilaksanakan oleh dosen.

“Target dari kegiatan ini adalah para Ibu memahami tentang pentingnya terapi bermain untuk anak balita dan gizi seimbang bagi anak balita,” kata Kartika dalam keterangan resminya, Rabu (9/10/2024).

Menurut Kartika, masa-masa usia dini pada anak merupakan masa “golden age period”, merupakan periode emas yang berpengaruh pada seluruh aspek perkembangan manusia, baik fisik, kognisi emosi maupun sosial.

Karena itu, dikatakannya, gizi seimbang dan simulasi pada masa-masa usia dini pada anak akan berpengaruh pada seluruh aspek perkembangan, baik fisik, kognisi emosi maupun sosial.

Katanya, salah satu simulasi yang penting adalah terapi bermain. Karena, terapi bermain ini dapat memberikan keuntungan dan manfaat jika diberikan sesuai aturan.

Selain itu, lanjut Kartika, pemenuhan gizi tentu saja akan berpengaruh, karena pada masa balita merupakan masa pertumbuhan yang pesat yang membutuhkan asupan gizi yang baik dan cukup.

“Anak tidak berkembang secara otomatis, namun dipengaruhi oleh cara lingkungan memperlakukan mereka. Anak berkembang dalam lingkungan yang beragam. Kualitas dan kuantitas pengasuhan terhadap anak usia dini ini menurut Mönks, Knoers, dan Haditono (2012) berkaitan dengan pemberian stimulasi,” jelas Kartika.

Untuk itu, Kartika menambahkan, pemberian stimulasi harus sesuai dengan kebutuhan anak. Anak yang mendapat stimulasi yang berlebih atau kurang atau yang tidak sesuai, akan menyebabkan anak mengalami gangguan perkembangan.

Maka dari itu, lanjut Kartika, pendampingan keluarga dalam mengoptimalkan tumbuh kembang anak dalam 1000 hari periode emas melalui aktivitas bermain dan gizi seimbang di anggap penting, karena dilihat dari fungsi dan tujuan nya bahwa usia balita memiliki kebutuhan gizi yang harus terpenuhi serta stimulasi dalam bentuk terapi bermain yang sebaiknya bisa diberikan keluarga dengan anak balita sehingga dapat meningkatkan tumbuh kembangnya dengan optimal.

“Makanya kita berharap dengan pemberian pendampingan kepada keluarga ini, keluarga dapat menerapkan terapi bermain dan gizi seimbang kepada anak-anaknya dengan tujuan mengoptimalkan tumbuh kembang anak,” kata Kartika.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini disambut baik warga setempat. Hal itu terlihat, para ibu-ibu sangat antusias untuk bertanya tentang pentingnya terapi bermain dan bagaimana menyusun menu gizi seimbang untuk anak balitanya.

Sementara itu, dari kegiatan ini diperoleh dari tingkat pengetahuan yang di ukur sebelum pemberian pengetahuan (edukasi) dan setelah pemberian pengetahuan (edukasi) terdapatan peningkatan pengetahuan yang signifikan. Sedangkan dari hasil pendampingan keluarga baik berupa data report maupun survey di peroleh hasil bahwa masih ada para Ibu yang belum mengetahui tentang manfaat terapi bermain dan pentingnya menu gizi seimbang untuk keluarga serta bagaimana sebaiknya penerapannya sehari-hari.(Ari/SP)

No More Posts Available.

No more pages to load.