Mengulas Konsepsi Deep Learning yang “Konon” Bakal Jadi Pengganti Kurikulum Merdeka

oleh -59 Dilihat
Foto : Ilustrasi. (net)

Oleh :

Drs. Rusman Somad, M.Si

(Fungsional Analis Kebijakan pada Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung)

 

KILASBABEL.COM – Isu “Purna Bakti” Kurikulum Merdeka Belajar paska pergantian menteri dan perubahan kelembagaan di Kementerian Pendidikan menjadi isu hangat yang menarik untuk diperbincangkan. Berbagai “kabar burung” beredar di ruang-ruang publik tanah air.  Beberapa pihak sempat mengira bahwa Kurikulum Merdeka Belajar bakal diganti ke konsep Deep Learning. Namun Mendikdasmen menegaskan bahwa Deep Learning bukanlah kurikulum baru.

Pada prinsipnya, Deep Learning merupakan pendekatan belajar yang dapat diterapkan dalam berbagai kurikulum yang ada. Jadi, meskipun konsep Deep Learning menarik dan berpotensi meningkatkan kualitas pembelajaran, saat ini Kurikulum Merdeka Belajar masih akan tetap berlaku. Kemendikdasmen saat ini masih melakukan kajian mendalam mengenai pengembangan kurikulum pendidikan di Indonesia dan belum ada keputusan pasti untuk mengganti kurikulum yang ada.

Namun, Mendikdasmen menambahkan bahwa pihaknya akan terus mengkaji pembelajaran, materi, dan bobot kurikulum untuk memastikan bahwa beban pembelajaran tidak terlalu berat bagi siswa dan guru. Salah satu fokusnya adalah untuk menciptakan pendekatan yang lebih efektif dan menyenangkan tanpa mengurangi kualitas pendidikan.

Konsepsinya

Pendidikan di Indonesia tengah memasuki era perubahan dengan berbagai pembaharuan kurikulum. Baru-baru ini, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti mengungkapkan gagasan menarik mengenai Deep Learning sebagai pendekatan baru dalam dunia pendidikan. Gagasan ini mengundang perhatian banyak pihak, terutama terkait dengan kemungkinan pengganti Kurikulum Merdeka Belajar yang sudah diterapkan sejak beberapa waktu lalu. Lalu, apa sebenarnya Deep Learning itu dan bagaimana dampaknya bagi sistem pendidikan di Indonesia?

Deep Learning, yang dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai Pembelajaran Mendalam, bukanlah sekadar kurikulum baru, melainkan sebuah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada pengalaman belajar yang lebih mendalam dan bermakna bagi siswa. Mengutip Kompas.com, Menurut Mendikdasmen Abdul Mu’ti, Deep Learning bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan memperhatikan tiga elemen utama:

  • Mindful Learning (Pembelajaran Sadar): Menyadari bahwa setiap siswa memiliki latar belakang dan kebutuhan yang berbeda-beda.

  • Meaningful Learning (Pembelajaran Bermakna): Membantu siswa berpikir kritis dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

  • Joyful Learning (Pembelajaran Menyenangkan): Menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan sehingga siswa merasa lebih termotivasi dan puas.

Abdul Mu’ti menjelaskan bahwa pendekatan ini bertujuan untuk membuat siswa lebih terlibat dalam proses belajar, bukan hanya sekadar menghafal informasi. Dalam Deep Learning, siswa diminta untuk menghubungkan pelajaran dengan kehidupan nyata dan berpikir lebih kritis mengenai materi yang diajarkan.

Bedanya Deep Learning dan Surface Learning

Penting untuk memahami perbedaan antara Deep Learning dan Surface Learning (Pembelajaran Permukaan). Dalam Surface Learning, siswa cenderung hanya menghafal informasi untuk ujian tanpa memahami konsep secara mendalam. Sebaliknya, Deep Learning mendorong siswa untuk berpikir lebih dalam, menghubungkan pengetahuan yang mereka pelajari dengan pengalaman dan situasi nyata. Pendekatan ini menekankan pentingnya pemahaman mendalam dan pengaplikasian pengetahuan.

Manfaat Deep Learning dalam Pendidikan

Deep Learning memiliki sejumlah manfaat yang sangat signifikan bagi siswa, di antaranya:

  1. Pengembangan Kritis: Siswa didorong untuk berpikir kritis dan mengeksplorasi materi secara lebih mendalam.

  2. Penerapan Pengetahuan: Siswa dapat menghubungkan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari dan situasi dunia nyata.

  3. Keterlibatan Aktif: Pendekatan ini mengharuskan siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, bukan hanya pasif menerima informasi.

  4. Peningkatan Keterampilan Kolaborasi: Deep Learning juga mendorong siswa untuk bekerja sama dalam proyek, mengembangkan keterampilan komunikasi, dan kolaborasi yang efektif.

Guru juga memainkan peran penting dalam pendekatan ini. Mereka tidak hanya mentransfer ilmu, tetapi juga mengajak siswa untuk berpartisipasi aktif, memberikan umpan balik yang positif, dan menghargai usaha siswa tanpa terlalu fokus pada kesalahan. Hal ini menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih mendukung dan adil.

Contoh Penerapan Deep Learning dalam Kelas

Salah satu contoh penerapan Deep Learning yang efektif adalah ketika siswa diminta untuk membuat proyek, seperti menciptakan suatu karya sambil menghitung biaya dan bahan-bahan yang diperlukan. Melalui proyek ini, siswa tidak hanya belajar tentang teori, tetapi juga mendapatkan pengalaman langsung tentang bagaimana ilmu yang mereka pelajari dapat diterapkan dalam kehidupan nyata.

Dengan segala manfaat yang ditawarkannya, Deep Learning memberikan pendekatan yang lebih komprehensif dalam pembelajaran. Meskipun masih dalam tahap kajian, jika diterapkan dengan baik, pendekatan ini bisa menjadi langkah besar dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Meski belum menggantikan Kurikulum Merdeka Belajar, Deep Learning dapat menjadi komponen penting yang melengkapi kurikulum tersebut, dengan fokus pada pemahaman mendalam, keterlibatan aktif, dan penerapan pengetahuan yang lebih relevan dengan kehidupan nyata.

Bagi guru dan siswa, pendekatan ini memberi harapan akan terciptanya lingkungan belajar yang lebih menarik, menyenangkan, dan bermakna. Kini, tugas kita semua adalah terus mengikuti perkembangan ini dan mendukung transformasi pendidikan yang lebih baik di masa depan. Semoga! (*)

 

Rusman Somad (Penulis). (ist)

No More Posts Available.

No more pages to load.