KILASBABEL.COM – Direktur Corporate Affairs PT Sumber Alfaria Triaya Tbk (Alfamart) Solihin mengonfirmasi terjadinya penutupan sebanyak 400 gerai Alfamart pada tahun ini. Ia mengungkapkan bahwa keputusan penutupan ratusan gerai tersebut merupakan strategi bisnis yang lazim dilakukan untuk pengembangan bisnis.
“Tindakan kami itu adalah merupakan strategi perusahaan dalam rangka menciptakan efisiensi ya tentunya, dan pada akhirnya kami juga melakukan optimalisasi jaringan toko. Penutupan toko merupakan salah satu strategi kita,” kata Solihin sebagaimana dikutip dari Republika, Rabu (18/12/2024) petang.
Solihin mengungkapkan setidaknya ada dua alasan penutupan ratusan gerai tersebut. Pertama adalah kaitannya dengan tingginya biaya sewa minimarket.
“Pertama, nilai sewa daripada yang kita sewa 5—10 tahun lalu naiknya di luar perkiraan kita, sehingga secara bisnis atas toko tersebut tidak bisa memberikan hal yang positif terhadap perusahaan,” ujar dia.
Ia mengibaratkan kondisi tersebut dengan logika seseorang yang memiliki penyakit ‘usus buntu’. ‘Usus’ tersebut akan tidak bisa dipertahankan karena akan mengganggu kesehatan, sehingga pilihan yang tepat adalah dengan cara dipotong. Begitulah beberapa toko Alfamart ditutup, tidak lain untuk menciptakan bisnis yang lebih sehat.
“Yang kedua, banyak juga pemilik toko yang ‘enggak usah saya sewain lah, saya mau usaha sendiri’, ada yang begitu. Banyak faktor sebenarnya,” tuturnya.
Dengan langkah penutupan 400 gerai Alfamart pada tahun ini, Solihin mengatakan terbukti pihaknya mampu membuka gerai jauh lebih banyak daripada jumlah gerai yang ditutup. Angkanya bisa mencapai hampir tiga kali lipat.
“Kami buka toko jauh lebih banyak dari yang kami tutup. Karena itulah salah satu cara kami untuk menambah penjualan yaitu ekspansi. Bagaimana ekspansinya? Jauh lebih banyak, tiga kali lipat lebih kita buka tokonya, lebih dari 1.000 buka tahun ini,” ungkapnya.
Ekspansi yang dilakukan tersebut dengan catatan harga sewanya lebih visible. Solihin menekankan, tidak memberikan manfaat jika mempertahankan perpanjangan sewa yang notabene naiknya dari pemilik tidak visible. “Kan mending buka di tempat yang lain yang mungkin lebih potensial dan investasi kita lebih visible,” lanjutnya.
Solihin menekankan bahwa strategi bisnis semacam itu merupakan hal yang biasa dilakukan di tiap tahunnya. Sehingga munculnya angka 400 gerai yang ditutup dianggap bukan hal yang fantastis.
“Biasa seperti itu. Justru itu strategi perusahaan, dan banyak pemegang saham merasa inilah langkah benar. Tetapi dengan catatan ekspansi kita jangan berhenti,” tegasnya. (*)