KILASBABEL.COM – Banyaknya pernyataan masyarakat terkait pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) saat ini yang dinilai mahal dari biasanya, Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Babel memberikan tanggapan dengan menguraikan rinciannya.
Kasi SIM Ditlantas Polda Babel, Kompol Aprilyadi mengatakan, untuk harga pembuatan SIM sebenarnya tidak mengalami perubahan. Hanya saja ada penambahan biaya di pembuatan psikologi yang menjadi syarat khusus untuk penerbitan SIM.
“Berdasarkan PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) itu untuk bikin baru sebesar 85 ribu untuk SIM C dan untuk SIM A nya 100 ribu. Kemudian untuk perpanjangan SIM C nya 75 ribu kemudian SIM A nya 80 Ribu. Jadi terkait biaya yang begitu besar itu memang dalam persyaratan pembuatan SIM itu banyak sekali yang harus dikeluarkan biaya, diantaranya kesehatan kemudian ada psikologi, namun untuk psikologi itu dikelola pihak ketiga bukan dari kepolisian,” ujar Kompol Aprilyadi sebagaimana dikutip dari rri.co.id, Senin (17/2/2025).
Menurut Kompol Aprilyadi, persyaratan psikologi ini dalam upaya untuk uji kelayakan bagi pembuat SIM sebelum diberikan izin untuk berkendara, mengerti terkait hukum dan aturan berlaku lintas serta dapat menguasai diri dan menghormati sesama pengendara saat membawa kendaraan.
“Psikologi untuk mengetahui kejiwaan dari pemohon sebelum diterbitkan apakah layak atau tidak untuk dibuatkan SIM nya. Walaupun sebelumnya pengendara sudah memiliki SIM, dalam pembuatan baru atau perpanjangan tetap akan di tes psikologi. Karena mungkin saja di lima tahun sebelumnya kejiwaan kita normal, nah di lima tahun pembuatan baru ini mengalami gangguan kita kan gak tau jadi harus kita tes agar tidak berbahaya dan membahayakan orang lain,” ucap Kompol Aprilyadi.
Sementara itu, masyarakat Sungailiat Surya mengatakan, dengan adanya penambahan biaya tes psikologi ini tentunya bagi sebagian orang akan sangat berpengaruh, terlepas dari besarnya manfaat kepemilikan SIM itu sendiri.
“Kalau kita lihat dari lima tahun penggunaannya memang sesuai untuk kemanfaatannya. Akan tetapi biaya psikologi ini pasti menjadi kendala bagi masyarakat yang ekonomi lemah ya. Saya berharap kedepan akan dapat pengkajian dimurahkan atau bagaimana, karena lebih mahal biaya psikologinya dari SIM nya,” kata Surya. (*)