KILASBABEL.COM, JAKARTA – PT Timah Tbk (“Perseroan”: IDX: TINS) hari ini, Rabu (9/4/2025) mengumumkan Laporan Keuangan Konsolidasian untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2024 yang telah diaudit.
Sepanjang tahun 2024, harga logam timah global bergerak fluktuatif ditengah ketidakpastian ekonomi makro dan perkembangan pasokan yang terus mendominasi prospek pasar.
Harga rata-rata logam timah Cash Settlement Price London Metal Exchange (LME) tahun 2024 sebesar USD 30.177,45 per ton atau naik 16,346 dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar USD 25.959,04 per ton serta proyeksi harga timah versi Bloomberg di kisaran USD 28.000 – 31.000 per metrik ton.
Persediaan timah di gudang LME pada akhir Desember 2024 berada di posisi 4.800 ton, turun 35,6X dari awal tahun 2024 (5 Januari 2024) di posisi 7.450 ton.
Berdasarkan CRU Tin Monitor (Februari 2025), pertumbuhan produksi logam timah global di tahun 2024 diperkirakan naik 1,44 (YoY) menjadi 371.880 ton. Sedangkan konsumsi logam timah global di tahun 2024 diperkirakan turun 2,6X (YoY) menjadi 372.720 ton.
Kinerja Operasi Perseroan mencatat produksi bijih timah sebesar 19.437 ton Sn pada akhir tahun 2024, naik 3194 dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 14.855 ton Sn. Hal tersebut disebabkan oleh adanya peningkatan jumlah unit tambang darat, produktivitas objek tambang laut, dan optimalisasi arah penggalian dengan melakukan bor pandu pada blok rencana kerja.
Adapun produksi logam timah naik 234 menjadi 18.915 metrik ton dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 15.340 metrik ton. Sedangkan penjualan logam timah naik 224 menjadi 17.507 ton dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 14.385 ton. Harga jual rata-rata logam timah sebesar USD31.181 per metrik ton, naik 174 dibandingkan tahun sebelumnya sebesar USD26.583 per metrik ton.
Pada tahun 2024, Perseroan mencatatkan penjualan logam timah domestik sebesar 12X dan ekspor logam timah sebesar 884 dengan 6 besar negara tujuan ekspor meliputi Korea Selatan 194, Singapura 184, Jepang 154, Belanda 1256, India 104 dan China 74.
Kinerja Keuangan
Perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp10,86 triliun meningkat 29,374 di tahun 2024 dari Rp8,39 triliun di tahun 2023 seiring dengan kenaikan volume penjualan logam timah dan harga jual rata-rata logam timah.
Beban pokok pendapatan Perseroan naik 1,264 dari Rp7,93 triliun di tahun 2023 menjadi Rp8,03 triliun di tahun 2024. Perseroan membukukan laba usaha sebesar Rp1,76 triliun dengan pencapaian EBITDA sebesar Rp2,71 triliun atau 3964 dari tahun 2023.
Nilai aset Perseroan pada akhir tahun 2024 turun 0,424 menjadi Rp12,80 triliun dari Rp 12,85 triliun pada akhir tahun 2023. Sedangkan posisi liabilitas Perseroan sebesar Rp5,35 triliun, turun 19,084 dibandingkan posisi akhir tahun 2023 sebesar Rp6,61 triliun dikarenakan pelunasan pinjaman bank jangka pendek, obligasi dan pembelian kembali (buyback) medium term notes (MTN).
Posisi ekuitas sebesar Rp7,45 triliun mengalami kenaikan 19,355 dibandingkan posisi akhir tahun 2023 sebesar Rp6,24 triliun, seiring dengan dibukukannya laba di tahun 2024.
“Di tengah kondisi ekonomi makro dan pasokan logam timah global yang kurang mendukung, Perseroan berhasil mencapai kinerja yang cemerlang pada tahun 2024 dengan membukukan laba bersih sebesar Rp1,19 triliun, naik 3648 dibandingkan dengan pencapaian kinerja Perseroan pada tahun sebelumnya yang membukukan rugi bersih sebesar Rp449,67 miliar dengan optimalisasi kinerja produksi, pemasaran dan keuangan dalam hal menurunkan interest bearing debt dan efisiensi.” ujar Fina Eliani Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT TIMAH Tbk dalam keterangan resminya, Rabu (9/4/2025).
Kinerja keuangan Perseroan menunjukkan hasil yang baik, terlihat dari beberapa rasio keuangan penting di antaranya Ouick Ratio sebesar 73,29, Current Ratio sebesar 222,04, Debt fo Asset Ratio sebesar 41,84, dan Debt to Eguity Ratio sebesar 71,896.
Sepanjang tahun 2024, Perseroan telah melakukan upaya efisiensi dan optimalisasi biaya dalam bentuk penurunan fixed cost melalui pengeluaran investasi yang selektif ke investasi penunjang Operasi untuk memitigasi kenaikan beban depresiasi dan menjaga cashflow, serta menurunkan interest bearing debt untuk mengurangi biaya bunga dengan melakukan buyback MTN.
Kondisi Saat Ini dan Prospek ke Depan
Perseroan memastikan keberlanjutan aktivitas pertambangan timah dan operasional usaha dengan melaksanakan kegiatan eksplorasi baik di darat maupun di laut untuk menemukan sumber daya dan cadangan mineral timah. Pada tahun 2024 Perseroan mencatat sumber daya timah sebesar 807.234 ton dan cadangan timah sebesar 312.506 ton.
Perseroan siap menghadapi tantangan ke depan dengan melakukan berbagai upaya strategis untuk meningkatkan kinerja Perseroan diantaranya optimalisasi dan peningkatan produksi bijih timah, perbaikan tata kelola kerjasama kemitraan dan kerjasama penambangan darat dan laut, Optimalisasi dan efisiensi berkelanjutan di seluruh lini bisnis, optimalisasi kinerja dan pengembangan anak perusahaan.(SP)