KILASBABEL.COM – Ritual adat selamatan laut atau Taber Laut kembali digelar di pesisir Teluk Desa Batu Beriga, Kecamatan Lubuk Besar, Kabupaten Bangka Tengah, Minggu. Acara yang dimulai pukul 09.00 WIB ini dihadiri sekitar 400 warga dan sejumlah pejabat daerah.
Kepala Desa Batu Beriga Abdul Gani, dalam sambutannya, menyampaikan bahwa Taber Laut merupakan ungkapan syukur masyarakat desa pesisir atas hasil laut yang telah diperoleh.
“Adat ini bukan milik kelompok, bukan milik golongan, tapi milik seluruh masyarakat Desa Batu Beriga yang harus kita jaga,” ujarnya.
Gani juga mengingatkan warga tentang sejumlah larangan yang harus dipatuhi selama ritual Taber Laut, di antaranya larangan menyelupkan makanan yang sudah dimasak ke dalam air laut, larangan melaut selama tiga hari setelah acara, serta pembatasan area bermain untuk anak-anak di sekitar lokasi ritual.
“Larangan ini sangat baik untuk menjaga kebersihan laut dan pantai, serta memberikan kesempatan kepada biota laut untuk berkembang biak sehingga diharapkan setelah larangan selesai, masyarakat bisa memperoleh hasil laut yang lebih banyak,” tambahnya.
Hadir dalam acara tersebut Pj. Sekretaris Daerah Bangka Tengah Syarifulah Nizam. Dalam sambutannya beliau mengatakan bahwa Taber Laut merupakan bagian dari kebudayaan atau adat istiadat yang telah dilakukan sejak zaman nenek moyang.
“Taber laut ini sangat luas makna maupun manfaatnya, mengingatkan kita untuk menjaga keseimbangan alam. Kewajiban kita semua untuk dapat melestarikan budaya dan adat istiadat,” ucapnya.
Nizam juga menekankan bahwa ritual Taber Laut di Desa Batu Beriga sudah menjadi agenda tetap kebudayaan di Kabupaten Bangka Tengah. Ia mengharapkan agar masyarakat tidak selalu bergantung pada Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan acara tersebut.
“Dukungan dan peran serta dari masyarakat maupun pihak swasta sangat diperlukan agar kegiatan ini setiap tahun menjadi lebih baik. Bahkan, diharapkan dapat menjadi salah satu potensi wisata yang dapat diandalkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Puncak acara Taber Laut tahun ini diwarnai dengan aksi simbolis yang menarik perhatian. Peserta secara serentak melakukan pembentangan spanduk bertuliskan “Cabut zona tambang di perairan Batu Beriga” di pesisir pantai. Pembentangan spanduk merupakan upaya peserta terhadap penolakan rencana penambangan di kawasan perairan yang dikhawatirkan akan merusak ekosistem laut.