KILASBABEL.COM – Sejarawan Dr. Andi Achdian berharap penulisan ulang Sejarah Indonesia dilakukan dengan kajian mendalam. Dengan Pemerintah memfasilitasi berbagai kelompok di masyarakat dan perguruan tinggi dengan mengedepankan independensi.
“Memang punya idependensi dalam menyatukannya. Sama seperti Cambridge British yang mereka juga menggunakan Dana publik,” kata Andi, Sabtu (24/5/2025).
Sebelumnya, Kementerian Kebudayaan rencanakan menulis ulang sejarah Indonesia versi terbaru. Penulisan tersebut akan ditargetkan rampung pada bulan Agustus 2025 yang bertepatan dengan HUT ke-80 RI.
Menurut Andi Achdian, meski dalam penulisan sejarah ini menggunakan dana publik, tetapi dilakukan tanpa ada campur tangan Pemerintah.
“Walaupun Pemerintah memberikan dana publik tetapi perdebatannya antara sesama ahli dan harus dilakukan setara,” ujarnya.
Dengan prinsip kesetaraan ini, penulisan sejarah ini akan membuat Indonesia yang lebih baik dan demokratis ke depannya.
“Penulisan ini jangan terburu-buru dan dikejar waktu,” ucapnya.
Rencananya penulisan sejarah Indonesia ini dalam 10 jilid dengan waktu selama tujuh bulan. Menurutnya, dengan waktu selama itu merupakan hal yang tidak mungkin dalam menulis sejarah tersebut.
“Itu bagaimana ya karena proses dialog publik juga baru dimulai. Padahal, publik butuh mencerna dulu,” katanya.
Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon mengatakan, sejarah Indonesia terakhir kali terbit pada 2012 silam, yaitu ‘Indonesia dalam Arus Sejarah’. Menurutnya, akan ada sejumlah pembaruan dan penambahan sesuai dengan tahun penulisan.
“Sekarang baru dalam proses, yang menuliskan ini para sejarawan. Tahun ini diluncurkan 80 tahun Indonesia Merdeka, kami akan memperbarui dan menambahkan beberapa jilid, ” kata Fadli dalam keterangan pers yang diterima RRI, Selasa (6/5/2025). (*)