KILASBABEL.COM – Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) merencanakan proyek penulisan ulang sejarah Indonesia yang akan rampung pada bulan Agustus 2025 mendatang. Penulisan ulang sejarah Indonesia tersebut dilakukan untuk menghapus bias koloniasme dalam sejarah Indonesia.
Menteri Kebudayaan (Menbud), Fadli Zon mengatakan, penulisan buku sejarah juga menjadi bagian untuk menjawab tantangan kekinian dan globalisasi. “Urgensi penulisan sejarah 2025, antara lain menghapus bias kolonial dan menegaskan perspektif Indonesia-Sentris,” katanya dalam keterangan pers, Senin (26/5/2025).
Lebih lanjut, Menbud Fadli juga menyampaikan masih adanya sejumlah narasi sejarah yang masih dipelajari saat ini oleh pihaknya. Menurutnya, penulisan kembali sejarah Indonesia saat ini bukan lagi pilihan, melainkan sebuah keharusan.
Sementara itu, Kementerian Kebudayaan mengusulkan dalam menyusun ulang buku sejarah Indonesia harus melibatkan banyak ahli sejarawan. Hal ini dikarenakan agar buku sejarah dapat ditulis secara objektif, transparan, mendalam, komprehensif, dan merepresentasikan memori kolektif bangsa.
“Kita tidak bisa menuliskan sejarah secara detail dan isi buku ini hanyalah garis besar. Karena sejarah ini mencakup banyak bidang, tentu isi buku ini tidak bisa mencakup secara detail,” ujarnya, menjelaskan.
Rencananya buku sejarah Indonesia akan ditulis ulang dalam 10 jilid. Penulisan ulang buku sejarah ini merupakan bangkitnya sejarah Indonesia selama kurang lebih 26 tahun.
Ia juga menyampaikan, jika kepenulisan buku sejarah Indonesia sudah mencapai 70 persen, maka akan ada sesi diskusi. Diskusi ini nantinya akan melibatkan berbagai macam ahli sebagai bagian dari uji publik.
Sebagai informasi, rapat mengenai penulisan ulang buku sejarah dilaksanakan di Ruang Rapat Komisi X DPR Gedung Nusantara I. Rapat ini dipimpin oleh Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian. (SP)






