KILASBABEL.COM, PANGKALPINANG – Suasana penuh keakraban tercipta saat Prof. Saparudin, calon Wali Kota Pangkalpinang 2025, berdialog dengan warga Kelurahan Parit Lalang, Jumat (1/8/2025).
Dengan gaya khasnya yang santai namun mengena, Prof. Udin, sapaan akrabnya, membuka percakapan dengan humor ringan yang langsung mencairkan suasana.
“Udin sedunia, Udin yang pertama namanya Awaludin, yang terakhir namanya Akhirudin. Nah, Udin yang nyalon wali kota? Namanya Saparudin. Itulah namaku,” katanya disambut tawa dan tepuk tangan dari warga yang hadir.
Namun di balik tawa, Prof. Udin membawa gagasan serius: keberpihakan terhadap pelaku UMKM dan masyarakat ekonomi bawah. Ia menyampaikan bahwa dalam pemerintahan yang ia usung bersama pasangannya, Dessy Ayutrisna, keberpihakan kepada rakyat kecil bukan hanya janji, tapi akan diwujudkan dalam kebijakan konkret, salah satunya menggratiskan semua kegiatan promosi UMKM seperti bazar dan expo.
“UMKM ini bukan hanya pelengkap ekonomi. Ini tulang punggung rakyat kecil. Harus kita angkat, harus kita fasilitasi. Jangan dibebani biaya lagi. Kalau saya dan Bu Dessy diberi amanah, setiap event yang berkaitan dengan UMKM akan digratiskan,” tegasnya, yang kembali disambut tepuk tangan.
Menurut Prof. Udin, pemerintah tidak boleh menjadikan UMKM sebagai sumber pendapatan, melainkan sebagai mitra yang perlu diberi ruang dan dukungan.
“Pemerintah harus cari uang dari sektor besar, bukan dari rakyat kecil. Tidak ada rumusnya pemerintah memberatkan yang lemah. Justru tugas kita adalah menciptakan iklim usaha yang ramah bagi UMKM,” lanjutnya.
Komitmen Prof. Udin tidak berhenti di program gratis event UMKM. Ia juga membawa visi besar menjadikan Pangkalpinang sebagai kota yang aktif, terbuka, dan hidup melalui penyelenggaraan berbagai kegiatan berskala regional maupun nasional.
Ia menilai kota ini memiliki potensi besar yang belum digarap secara maksimal, terutama dalam bidang ekonomi kreatif dan pariwisata berbasis event.
“Kita akan undang orang datang ke Pangkalpinang. Bisa lewat rapat besar, event seni dan budaya, forum ekonomi, atau kegiatan keagamaan. Kalau satu event menghadirkan 500 orang dan mereka tinggal dua hari, minimal ada Rp500 ribu per orang yang dibelanjakan. Itu artinya Rp 250 juta perputaran uang dalam dua hari, langsung dirasakan warga,” paparnya dengan hitungan yang jelas.
Ia menekankan, dampak kegiatan semacam itu akan langsung dirasakan oleh masyarakat bawah mulai dari ojek, pedagang kaki lima, pengusaha kuliner rumahan, hingga pelaku UMKM.
“Kalau tamu datang, mereka butuh makan, nginap, beli oleh-oleh. Siapa yang diuntungkan? Masyarakat. Jadi kita harus aktif menghadirkan orang, bukan menunggu mereka datang,” kata Prof. Udin.
Namun sebelum semua itu berjalan, Prof. Udin menilai Pangkalpinang harus dibenahi, terutama soal wajah kota dan kebersihannya.
“Kita mau undang orang, kota ini harus bersih dulu. Jangan sampai tamu datang malah kecewa. Wajah kota adalah cerminan pemimpinnya. Pangkalpinang harus rapi, bersih, dan ramah,” tegasnya.
Ia bahkan menekankan bahwa kebersihan dan penataan kota akan menjadi prioritas awal jika pasangan Udin–Dessy terpilih nanti.
“Kami akan gerakkan program kebersihan berbasis komunitas, sekolah, dan RT. Kita libatkan semua elemen. Pemerintah harus jadi pelopor dan teladan,” ujarnya.
Dalam berbagai kesempatan, pasangan Udin–Dessy menegaskan bahwa mereka ingin memimpin dengan pendekatan yang membumi, bukan dari atas menara gading kekuasaan. Mereka ingin hadir di tengah masyarakat, memahami kebutuhan rakyat kecil, dan menerjemahkannya dalam kebijakan yang konkret.
“Kami tidak hanya ingin hadir saat kampanye. Kami ingin hadir saat warga butuh dukungan. Terutama mereka yang selama ini tidak punya akses. UMKM, petani kota, nelayan, tukang parkir, pedagang asongan semua harus merasa dilayani, bukan ditinggalkan,” ujar Prof. Udin.
Dengan pendekatan yang hangat, gaya komunikasi yang akrab, serta visi yang realistis namun progresif, pasangan Udin–Dessy menghadirkan harapan baru bagi Pangkalpinang. Bukan hanya kota yang bersih dan indah, tapi juga kota yang hidup, bergerak, dan berpihak pada rakyat kecil.(eno/SP)