Gangguan Mental Ancam 44 Juta Remaja Indonesia

oleh -227 Dilihat
Ilustrasi. (net)

KILASBABEL.COM – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengingatkan tingginya risiko gangguan mental mengancam 44 juta remaja di Indonesia. Namun, masalah gangguan mental pada remaja ini kerap tersembunyi.

Anggota Satgas Remaja IDAI, Braghmandita Widya Indraswari mengatakan masalah kesehatan mental remaja ini kerap menjadi tren, namun sebenarnya bagaikan fenomena gunung es. “Persoalan Kesehatan mental remaja ini masih banyak yang belum terungkap dan terdetesi,” ujarnya dalam seminar daring ‘Kesehatan Mental Pada Remaja’ yang diselenggarakan oleh IDAI, Selasa (19/8/2025).

Ia mengatakan remaja terbagi tiga tahap, yaitu usia 10–13, 14–16, dan 17–19 tahun. Setiap tahap memiliki kerentanan biologis, kognitif, dan sosial berbeda.

“Perubahan cepat pada masa pubertas membuat kontrol emosi remaja tidak stabil. Perkembangan otak remaja belum matang sehingga pengambilan keputusan sering bermasalah,” ucapnya.

Akibatnya, lanjut dia, perilaku berisiko banyak terjadi, mulai dari merokok, seks bebas, hingga menyakiti diri. Penyalahgunaan internet juga kian marak di kalangan remaja.

Survei menunjukkan gangguan kecemasan, depresi, adiksi internet, hingga keinginan bunuh diri semakin meningkat. Kecelakaan lalu lintas tercatat sebagai penyebab kematian tertinggi remaja.

“Kematian remaja sering dipicu perilaku berkendara berisiko. Kondisi ini menunjukkan rendahnya kontrol emosi dan kewaspadaan,” ujar Andita.

Ia menegaskan faktor lingkungan sangat memengaruhi kesehatan mental. Perundungan, kekerasan, hingga tekanan keluarga memperburuk kerentanan anak dan remaja.

Andita menekankan peran keluarga sangat krusial sebagai ruang aman remaja. Orang tua perlu peka pada perubahan perilaku dan menghindari stigma.

Sekolah juga wajib menciptakan lingkungan inklusif dan bebas bullying. “Guru dapat menjadi pengamat pertama masalah psikologis anak dan remaja ini,” ujarnya.

Ia menekankan kesehatan mental remaja adalah fondasi generasi sehat dan produktif. “Pencegahan dan intervensi dini mutlak diperlukan,” ucap Andita. (*)

No More Posts Available.

No more pages to load.