KILASBABEL.COM – Kabupaten Belitung dan Belitung Timur menjadi daerah dengan inflasi tertinggi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kondisi ini terungkap dalam kegiatan Capacity Building Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang digelar Bank Indonesia (BI) Perwakilan Bangka Belitung di Tanjungpandan, Belitung, Rabu (20/8/2025).
Deputi Kepala Perwakilan BI Bangka Belitung, Beny Okta, menyebut inflasi di kedua kabupaten tersebut berada di atas rata-rata provinsi. Pada Juli 2025, inflasi Belitung Timur tercatat 3,5 persen, Belitung 2,65 persen, sementara inflasi provinsi hanya 2,05 persen.
“Memang secara nasional angka inflasi ini masih aman, tapi kami melihat potensi ke depan yang perlu diantisipasi. Apalagi dengan kondisi cuaca yang tidak menentu, pangan seperti ikan laut, ayam, dan bawang merah menjadi penyumbang utama inflasi di Belitung dan Belitung Timur,” jelas Beny.
Ia menuturkan, komoditas perikanan sangat rentan terhadap cuaca ekstrem sehingga kerap memengaruhi ketersediaan di pasaran. Selain itu, keterbatasan sarana penyimpanan juga menjadi persoalan yang menyebabkan harga cepat melonjak saat pasokan berkurang.
Untuk itu, BI bersama TPID mendorong berbagai langkah pengendalian, salah satunya melalui Capacity Building yang melibatkan pemerintah daerah, kelompok tani, nelayan, hingga organisasi perempuan. Menurut Beny, kegiatan ini bertujuan memperkuat pemahaman mengenai potensi usaha sekaligus mencari inovasi agar inflasi terkendali dan ekonomi daerah tetap tumbuh.
“Kami harapkan ada upaya diversifikasi, misalnya konsumsi beralih dari ikan laut ke ikan air tawar, serta pemanfaatan sarana penyimpanan seperti cold storage untuk menjaga stok,” tambahnya.
Ia menyebut, dengan begitu, inflasi bisa ditekan dan sektor pangan dapat menjadi penopang pertumbuhan ekonomi selain tambang dan industri pengolahan.
Selain menyasar kelompok usaha, BI juga melakukan edukasi kepada masyarakat melalui organisasi perempuan seperti PKK, Bhayangkari, dan Dharma Wanita. Edukasi ini mendorong perilaku belanja bijak di tingkat rumah tangga agar pengendalian inflasi bisa dilakukan dari sisi permintaan. (*)





