Pertamina Wujudkan Program PELIKAS Ubah Sampah Jadi Peluang Ekonomi di Pangkalpinang

oleh -174 Dilihat
Didik aktif memberikan pelatihan pembuatan eco enzyme, pemilahan sampah, dan budidaya maggot kepada berbagai kelompok masyarakat termasuk pelatihan di SMK Negeri 2 Pangkalpinang.(Foto/Ist)

KILASBABEL.COM, PANGKALPINANG – Timbunan sampah rumah tangga yang mencapai lebih dari 1.000 ton per tahun di Kelurahan Bukit Besar, Kota Pangkalpinang, kini menemukan solusi melalui Program Penggerak Lingkungan Kelola Sampah (PELIKAS).

Program binaan Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) melalui Integrated Terminal (IT) Pangkal Balam ini dipimpin oleh Didik Sugianto, Ketua Kelompok Sahabat Farm, yang berhasil mengubah permasalahan lingkungan menjadi peluang ekonomi berkelanjutan.

PELIKAS, yang sebelumnya bernama Ecolivestock sejak 2023 hingga berganti nama pada 2025, fokus mengolah sampah organik menjadi produk bernilai ekonomi.

Didik menginisiasi budidaya maggot Black Soldier Fly (BSF) sebagai pakan ternak, produksi pupuk organik kasgot, dan pembuatan cairan eco enzyme yang berfungsi sebagai pupuk cair, pembersih rumah tangga, dan disinfektan alami.

“Kami melihat sampah sebagai peluang. Dari limbah organik bisa dihasilkan pakan ternak, pupuk, dan produk ramah lingkungan yang menguntungkan masyarakat,” kata Didik dalam keterangan resminya, Sabtu (23/8/2025).

Kelompok Sahabat Farm yang beranggotakan 13 orang dari masyarakat setempat mencatat prestasi signifikan dalam setahun terakhir. Mereka berhasil mengolah rata-rata 600 kg sampah organik per bulan dan memproduksi sekitar 20 kg maggot segar per hari. Penjualan produk turunan sampah kepada peternak lokal menghasilkan omzet lebih dari Rp 40 juta per tahun, sekaligus membuka lapangan kerja bagi ibu rumah tangga dan pemuda di wilayah tersebut.

Aspek pendidikan menjadi bagian penting dari program ini. Didik aktif memberikan pelatihan pembuatan eco enzyme, pemilahan sampah, dan budidaya maggot kepada berbagai kelompok masyarakat. Kegiatan ini mencakup pelatihan di SMK Negeri 2 Pangkalpinang serta menjadi tempat studi banding bagi mahasiswa Universitas Bangka Belitung, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), dan mitra perusahaan yang ingin mempelajari praktik pengelolaan sampah berkelanjutan.

“Pengetahuan yang kami bagikan bukan hanya soal teknis mengolah sampah, tapi juga cara mengubah mindset masyarakat. Ketika orang mulai melihat sampah sebagai sumber daya, di situlah perubahan nyata dimulai,” jelas Didik. Ia meyakini bahwa edukasi berkelanjutan menjadi kunci keberhasilan program dalam jangka panjang.

Nurhayati, anggota Kelompok Sahabat Farm, merasakan manfaat langsung program ini. “Dulu saya hanya ibu rumah tangga biasa. Sekarang bisa dapat penghasilan tambahan dari mengolah sampah sendiri. Anak-anak juga jadi lebih peduli lingkungan,” ungkap Nurhayati yang kini aktif dalam kegiatan kelompok.

Area Manager Communication, Relation & CSR Patra Niaga Regional Sumbagsel, Rusminto Wahyudi, mengapresiasi kontribusi Didik.

“Pak Didik menunjukkan bagaimana tokoh lokal dapat menjadi agen perubahan. Bersama Pertamina, beliau membuktikan bahwa tantangan sampah bisa diubah menjadi peluang ekonomi sekaligus sarana edukasi masyarakat. Dampaknya nyata, baik untuk lingkungan maupun kesejahteraan warga,” ujar Rusminto.

Program PELIKAS merupakan salah satu wujud komitmen terhadap Environmental, Social, and Governance (ESG) serta mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya Tujuan 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) dengan menciptakan lapangan kerja berbasis pengolahan sampah, Tujuan 11 (Kota dan Permukiman Berkelanjutan) melalui model komunitas mandiri dengan ekonomi sirkular, Tujuan 12 (Konsumsi dan Produksi Bertanggung Jawab) dengan memanfaatkan kembali limbah organik, dan Tujuan 13 (Penanganan Perubahan Iklim) dengan mengurangi timbulan sampah organik penghasil emisi gas rumah kaca.

Keberhasilan PELIKAS di Kelurahan Bukit Besar membuktikan bahwa inisiatif lokal dapat menciptakan model ekonomi sirkular yang mengintegrasikan kesadaran lingkungan dengan kemandirian ekonomi.

Dedikasi Didik Sugianto menunjukkan bagaimana perubahan transformatif dimulai dari komunitas, mengubah sampah menjadi peluang ekonomi sekaligus membangun kesadaran lingkungan lintas generasi.(eno/SP)

No More Posts Available.

No more pages to load.