KILASBABEL.COM – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sukses menggelar Babel Economic Forum (BEF) dan Babel Business Forum (BBF) 2025 di Ballroom Tanjung Kelayang, Gedung BI Babel, Rabu (29/10/2025).
Dua forum besar ini menjadi wadah strategis untuk memperkuat sinergi dan kolaborasi antar-pemangku kepentingan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Kepulauan Bangka Belitung.
Sejak pagi, suasana dinamis terasa dengan kehadiran berbagai tamu undangan, mulai dari perwakilan perbankan, pelaku usaha, akademisi, hingga pejabat pemerintah daerah. Deretan booth dari berbagai lembaga seperti Bank Sumsel Babel, BRI, BNI, Mandiri, dan Bea Cukai tampak aktif melayani pengunjung dengan layanan konsultasi, informasi usaha, dan penyaluran kredit sektoral.
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Hidayat Arsani, secara resmi membuka kegiatan ini. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Rommy S. Tamawiwy, menekankan bahwa BEF dan BBF adalah hasil sinergi seluruh pihak untuk merumuskan arah kebijakan ekonomi daerah.
“Kegiatan ini diinisiasi oleh Bank Indonesia, tetapi ini adalah hasil sinergi kita semua, terutama Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Ini adalah acara kita semua, tempat kita berpikir untuk provinsi yang kita cintai,” ujar Rommy.
BEF 2025 mengusung tema “Akselerasi Hilirisasi Perikanan sebagai Motor Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan di Kepulauan Bangka Belitung,” selaras dengan fokus pengembangan ekonomi biru (blue economy) daerah. Data BPS menunjukkan bahwa subsektor perikanan berkontribusi 7,44 persen terhadap total PDRB Babel pada 2024, dengan ekspor ikan dan udang menyumbang 8,03 persen dari total ekspor daerah.
“Perikanan adalah sektor strategis, penggerak ekonomi lokal, pengendali inflasi pangan, sekaligus penopang ketahanan pangan daerah,” tambah Rommy.
Forum ini juga menyoroti pentingnya digitalisasi ekonomi dan sinergi lintas sektor. Rommy menekankan pentingnya niat tulus, optimisme, dan sinergi sebagai landasan untuk menjaga arah pembangunan ekonomi daerah.
Ia juga menyinggung program digital farming dan pengembangan sistem pertanian hidroganik yang telah dilakukan bersama pemerintah provinsi.
Sementara Gubernur Babel, Hidayat Arsani mengapresiasi langkah BI Babel dalam mendukung sektor riil dan mendorong pertumbuhan inklusif. Ia menyatakan kebanggaannya atas tim BI yang mampu menjaga inflasi dan stabilitas harga timah, serta berupaya meningkatkan sektor perikanan.
“Air dan lahan kita melimpah, tinggal bagaimana kita kelola dengan baik,” ujar Hidayat.
Ia menambahkan bahwa pemerintah daerah berupaya menekan belanja luar daerah dan memperkuat belanja lokal.
BBF 2025, yang berlangsung bersamaan, mengangkat tema “Mendorong Penyaluran Kredit sebagai Akselerator Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Bangka Belitung.” Forum ini menjadi ajang pertemuan antara responden survei dan pelaku usaha, serta wadah apresiasi bagi mitra kerja Bank Indonesia. Berbagai side event seperti booth konsultasi one-on-one dan layanan kas keliling penukaran uang pecahan kecil juga memeriahkan acara.
Kedua forum ini diharapkan dapat memperkuat kolaborasi antara regulator, pelaku usaha, dan masyarakat untuk mewujudkan ekonomi Babel yang tangguh, inklusif, dan berkelanjutan.
“Kita ini Serumpun Sebalai, artinya satu rasa dan satu semangat. Melalui forum ini, mari kita tuangkan gagasan terbaik demi kemajuan tanah yang kita cintai,” tutup Rommy.(eno)





