Anak Perempuan Banyak Alami Kekerasan, Begini Survey Kementrian PPPA

oleh -389 Dilihat
Pemeran tampil pada aksi teatrikal kampanye Anti Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak di Lhokseumawe, Aceh, Selasa (10/12/2019). Data LBH Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan (APIK) Aceh menyebutkan terhitung Januari-September 2019 tercatat 68 perempuan mengalami kekerasan dengan pelaku kekerasan adalah orang-orang terdekat korban. ANTARA FOTO/Rahmad/aww.

Jakarta – Kilas Babel – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), I Gusti Ayu Bintang Darmawati merilis hasil Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak Remaja (SNPHAR) dan Hasil Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) Tahun 2021. Dari hasil survei, mayoritas kasus kekerasan dialami oleh anak perempuan dibanding anak laki-laki.

“Dari publikasi ini pula dapat kita lihat perbedaan gender terhadap kekerasan baik anak laki-laki maupun perempuan usia 13-17 tahun sama-sama mengalami penurunan prevalensi kekerasan. Namun pengalaman kekerasan lebih banyak dialami anak perempuan,” ujar Ayu dalam konferensi pers di Gedung Kementerian PPPA, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (27/12/2021).

Survei juga dilakukan pada anak dan remaja perempuan dengan rentang usia 13-17 tahun. Hasilnya 41 persen atau 4 dari 10 anak perempuan mengalami satu atau lebih jenis kekerasan sepanjang hidupnya.

Tahun 2021 tercatat sebanyak 34 persen atau 3 dari 10 anak laki2, dan 41 persen atau 4 dari 10 anak perempuan pernah mengalami satu jenis kekerasan atau lebih di sepanjang hidup.

Bintang juga menyampaikan fakta soal kekerasan anak di antaranya kekerasan emosional, kekerasan fisik dan kekerasan seksual. Sementara itu, secara umum hasil Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) tahun 2021 menunjukkan penurunan prevalensi kekerasan terhadap perempuan. Angka ini menurun jika dibandingkan dengan data pada tahum 2021.

“Sebagai contoh, kekerasan fisik atau seksual yang dilakukan oleh pasangan dan selain pasangan 2021 dialami oleh 26,1 persen atau 1 dari 4 perempuan usia 15-64 tahun selama hidupnya. Tentu angka ini turun dibandingkan 2016 33,4 persen atau 1 dari 3,” jelas Bintang.

“Meskipun data menggambarkan prevalensi terhadap kekerasan anak dan perempuan menurun, namun angkanya masih memprihatinkan,” pungkasnya. (i3)

 

Sumber : detik.com

Foto : republika.co.id

Editor : Leona

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.