KILASBABEL.COM – Direktur Operasi TINS Purwoko menambahkan, fasilitas TSL Ausmelt mendorong perusahaan untuk meningkatkan produksi secara bertahap guna memenuhi kebutuhan kapasitas yang ada.
“Dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) kira-kira sampai tiga tahun ke depan mesti mencapai 40 ribu ton,” jelas Purwoko sebagaimana dikutip dari liputan6.com, Sabtu (11/3).
Untuk tahapan tahun pertama, utilisasi proyek ausmelt ditargetkan sebesar 55 persen kemudian pada tahun kedua mencapai 65 persen dan meningkat lagi ditahun keiga.
“Kita masih punya tiga tahun untuk kejar itu,” tegas Purwoko.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi rencananya akan meresmikan fasilitas pengolahan hasil tambang atau smelter PT Timah Tbk yang terletak di Unit metalurgi Muntok Bangka Barat Provinsi Bangka Belitung pada Maret nanti. Smelter yang akan diresmikan ini merupakan smelter baru dan teknologi pertama yang digunakan di Asia Tenggara.
Wakil Kepala Unit Metalurgi Muntok PT Timah Tbk Kopdi Saragih menjelaskan, smelter yang sudah selesai dibangun ini menggunakan teknologi Top Submerge Lance (TSL) Ausmelt Furnace (TSL Ausmelt).
Teknologi ini sudah digunakan oleh lima smelter timah lain di dunia. Namun untuk di Asia Tenggara, PT Timah merupakan perusahaan pertama yang mengggunakannya.
Empat smelter lain yang sudah menggunakan teknologi ini adalah Minsur Peru pada 2000. Disusul kemudian pada 2012 di China yaitu oleh Yunnan Tin dan China Tin. Selanjutnya adalah Vinto Bolivia pada 2014.
“Ini adalah pabrik modern pertama di Asia Tenggara untuk peleburan timah konsentrat low grade. Menariknya, bahan bakar untuk peleburan ini bisa menggunakan batu bara yang ada banyak di Indonesia,” jelas Kopdi Saragih.