Prodi D III Keperawatan Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang Gelar Pengabdian Masyarakat di Batu Belubang

oleh -170 Dilihat
Prodi D III Keperawatan Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang Gelar Pengabdian Masyarakat di Batu Belubang. (ist)

KILASBABEL.COM – Prodi D III Keperawatan Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang baru-baru ini kembali menggelar pengabdian masyarakat. Kali ini, kegiatan ini dipusatkan di Desa Batu Belubang Kecamatan Pangkalan Baru Kabupaten Bangka Tengah.

Pengabdian masyarakat ini diikuti Tim Dosen Prodi D III Keperawatan yang terdiri dari Erni Chaerani, S.Pd., MKM, Ns. Eny Erlinda Widyaastuti, S.Kep., M.Kep., SpKepMB., Ns. Tajudin, S.Kep., MM dan Ns. Sammy Lazuardi Ginanjar, S.Kep serta 4 orang mahasiswa.

Topik pengabdian pada masyarakat yang kali ini ialah “Pemberdayaan Kader Posbindu dalam Penatalaksanaan Penyakit Diabetes Melitus (DM)”.

Ketua Tim pengabdi, Erni Chaerani, S.Pd., MKM menjelaskan, alasannya melakukan pengabdian pada masyarakat di wilayah tersebut dengan mengambil topik DM adalah berdasarkan informasi Penanggung Jawab Program PTM Puskesmas Benteng bahwa penyakit DM merupakan penyakit 10 terbesar di wilayah kerja Puskesmas Benteng.

Dari informasi yang diterima, kata Erni, Puskesmas Benteng memiliki 5 wilayah desa yaitu Desa Mangkol, Desa Tanjung Gunung, Desa Benteng, Desa Pedindang dan Desa Batu Belubang. Dari jumlah penderita DM pada 5 desa tersebut pada tahun 2021 sebanyak 277 orang dan tahun 2022 sebanyak 292 orang.

Sedangkan di tahun 2023 sampai dengan bulan Oktober, lanjut Erni, didapatkan penderita DM sebanyak 281 orang.

“Jumlah penderita DM di Desa Batu Belubang menduduki peringkat ke-3 setelah desa Benteng dan Desa Tanjung Gunung, namun trend kasus yang meningkat setiap bulannya ada di Desa Batu Belubang,” jelas Erni dalam keterangan resminya, Rabu (3/7/2024).

Erni menerangkan, Diabetes Melitus sering menimbulkan komplikasi yang bersifat menahun (kronis), terutama pada struktur dan fungsi pembuluh darah. Jika hal ini terus dibiarkan begitu saja, katanya dapat menimbulkan komplikasi lain yang cukup fatal, seperti penyakit jantung, ginjal, kebutaan, aterosklerosis, bahkan sebagian tubuh bisa diamputasi.

“Untuk itu, kader kesehatan harus mempunyai tingkat pengetahuan yang tinggi dan keterampilan terhadap masalah kesehatan di masyarakat, karena masyarakat lebih dekat dengan kader kesehatan, kerena kader kesehatan berasal dari tempat masyarakat tinggal dan komunikasi antara kader kesehatan dengan masyarakat akan lebih mudah terjalin,” tutur Erni.

Lanjut Erni, pemberian informasi kesehatan melalui kader secara bertahap dan berkelanjutan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat sehingga informasi kesehatan akan lebih mudah diterima oleh masyarakat karena kader kesehatan berasal dari masyarakat setempat sehingga kader kesehatan akan lebih mengenal kebiasaan dan karakteristik masyarakat.

“Potensi jumlah sumber daya manusia yaitu kader kesehatan yang cukup pada Desa Batu Belubang dapat dilibatkan dalam pendampingan penderita DM. Peran aktif kader ini akan dapat dipenuhi dengan membekali kader kesehatan pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Pengetahuan dan keterampilan tersebut salah satunya dapat diperoleh melalui pelatihan atau penyuluhan penemuan dan pendampingan pasien DM bagi kader kesehatan,” kata Erni.

Lebih lanjut Erni menjelaskan, tahapan dari kegiatan pengabdian pada masyarakat yang dilakukan yang pertama yaitu pelatihan kader, yang dilakukan selama dua hari oleh Tim Pengabdi dengan topik pelatihan tentang tata laksana DM dan pemberdayaan keluarga.

Katanya, metode yang digunakan yaitu ceramah dan diskusi interaktif. Setelah kader di beri pelatihan, selanjutnya dilakukan pendampingan dan pemberdayaan keluarga. Pendampingan keluarga dilakukan sebanyak 2 kali secara door to door (kunjungan langsung ke rumah keluarga/penderita DM).

“Pendampingan ini bertujuan untuk menjangkau secara langsung penderita DM serta memberdayakan dan memandirikan keluarga. Pada pendampingan ini, kader bersama mahasiswa menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang telah diberikan selama pelatihan,” bebernya.

Erni mengatakan bahwa setiap keluarga akan mendapat PINKESGA (paket informasi keluarga) berupa buku saku. Setelah dilakukan pendampingan aktif oleh kader dan mahasiswa, dilakukan pengawasan aktifitas sehari-hari penderita DM.

Pada tahapan ini, dikatakannya, kader dan keluarga bersama-sama melakukan pengawasan aktifitas sehari-hari penderita DM seperti kepatuhan meminum obat, pola makan dan pemeriksaan kesehatan secara berkala di puskesmas atau pos bindu.

“Output yang di harapkan dari kegiatan ini adalah terbentuknya Kader Siaga (Siap Antar Jaga) yaitu kader siap mengantar penderita DM ke yankes atau posbindu PTM bila keluarga penderita tidak bisa mengantar, utamanya bagi penderita yang telah berusia lanjut,” harap Erni.

Sementara itu, Pihak Puskesmas Benteng yang diwakilkan oleh Bidan Desa, Muliati, S.ST sangat mengapresiasi kegiatan pengabdian pada masyarakat yang dilaksanakan oleh tim pengabdi.

“Terimakasih kami sampaikan kepada tim pengabdi dari Prodi D III Keperawatan Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang yang telah mengadakan kegiatan ini. Kami memberikan apresiasi sebesar-besarnya karena telah mengadakan pelatihan kepada kader kami mengenai penatalaksanaan diabetes mellitus serta melakukan pendampingan ke keluarga langsung. Semoga kegiatan ini dapat berkontribusi dalam menurunkan angka kejadian Diabetes Mellitus di Desa Batu Belubang,” ucap Muliati.

Muliati, mengatakan bahwa banyak lansia-lansia di Desa Batu Belubang yang menderita diabetes mellitus, mengalami komplikasi akibat kurangnya kepatuhan diri dan pendampingan dari keluarga dalam menjalani pengobatan.

“Adapun salah satu upaya dalam mewujudkan masyarakat Indonesia sehat adalah dengan cara memberdayakan masyarakat, salah satunya dengan cara mengikutsertakan kader kesehatan yang bersedia secara sukrela dan mau terlibat dalam masalah-masalah kesehatan yang ada di masyarakat,” tutup Muliati.(dom007)

No More Posts Available.

No more pages to load.