Oleh :
Surya Darma, Ahmad Raihan Ardana, Ayub Siahaan, Desna Safiah dan Salsabilah
(Mahasiswa Sosiologi Angkatan 22 Universitas Bangka belitung)
KILASBABEL.COM – Pangkalpinang selama tahun 2024 mengalami kenaikan dalam kenakalan remaja, terutama dalam aktivitas geng motor dan balap liar. Kenaikan kasus kenakalan remaja ini tidak bisa menjadi fenomena yang dianggap biasa saja dalam kehidupan masyarakat, sebab dapat menjadi sebuah gaya atau lifestyle yang akan diikuti secara berkelanjutan oleh remaja di Pangklapinang.
Para remaja yang menjadi aktor dalam kenakalan ini juga terbilang masih sangat muda karena masih duduk di bangku SMP. Jika hal-hal ini tidak disikapi dengan cepat, maka akan menjadi suatu masalah sosial bahkan menuju menjadi patologi sosial. Sama halnya dengan aktivitas yang sering terjadi di sepanjang jalan Jerambah Gantung Kecamatan Gabek Kota Pangkalpinang.
Aktivitas remaja di Jerambah Gantung sudah lama sekali terjadi dan bahkan menjadi sebuah lintasan bagi remaja-remaja sekitar untuk melakukan speeding atau tes performa motor mereka. Biasanya kegiatan ini berlangsung waktu sore hari menuju maghrib.
Sepanjang jalan akan kita temui kelompok-kelompok remaja yang akan melakukan aksi nya dalam kelihaian bermotor, dan tak jarang juga terjadi balapan liar antar kelompok yang juga sedang melakukan tes kecepatan disepanjang jalan. Aktivitas ini berpotensi menjadi sebuah gangguan bagi pengguna jalan, mengingat bahwa jalan tersebut sebagai penghubung dari Desa Baluinjuk menuju Pangkalpinang yang kerap dilintasi banyak pengguna kendaraan.
Kegiatan pengoperasian motor dan modifikasi sebenarnya bisa disebut sebagai hobi yang cukup diminati banyak remaja saat ini, terutama yang masih duduk di bangku sekolah. Namun, hobi dalam dunia motor juga seringkali berakhir pada gangguan yang merugikan masyarakat luas jika tidak dilakukan pada lokasi dan tempat yang sesuai dalam hobi mereka.
Penggunaan jalan raya umum sebagai lintasan balap liar dan speeding yang bersigat ugal-ugalan berujung pada keresahan dan gangguan yang nyata dirasakan masyarakat sekitar. Karena dinilai dapat menyebabkan kecelakaan yang dapat mengenai pengguna jalan yang sedang melintas. Lalu, bagaimana sebenarnya aktivitas-aktivitas bisa menjadi sebuah patologi sosial dalam kehidupan masyarakat.
Dalam teori sosiologi, kita dapat menganalisis fenomena ini dengan teori sosiogenis yang membahas perilaku kenakalan remaja. Teori sosiogenis menyatakan bahwa perilaku kenakalan remaja dipengaruhi dari faktor sosial dan budaya nya.
Remaja seringkali terpengaruh dengan lingkungan sosialnya, termasuk subkultur yang berkembang dalam keseharian dan lingkungan mereka. Dalam fenomena aktifitas bermotor remaja di Jerambah Gantung bisa menjadi sebuah subkultur yang dicontoh oleh banyak remaja yang sedang dalam fase mencari identitas diri mereka dalam dunia sosial.
Subkultur yang tidak terorganisir dengan baik bisa mengarah pada anomie kehidupan masyarakat kedepannya. Tak bisa juga dipungkiri suatu saat jika aktivitas ini menjadi suatu hal yang bergengsi dalam kehidupan remaja, maka akan terjadi tekanan sosial pada remaja lainnya untuk ikutserta dalam aktivitas bermotor yang dilakukan secara sembarangan. Jika semakin banyak kelompok-kelompok remaja yang terbentuk dalam dunia motor, kemungkinan akan mengarah pada munculnya geng-geng motor yang semakin massif dalam kehidupan remaja di Pangkalpinang.
Patologi sosial yang berarti sebuah gejala-gejala yang tidak baik dalam kehidupan masyarakat bisa terjadi dalam dunia remaja nantinya. Masalah-masalah sosial yang akan timbul akan semakin banyak sebab kebisaan para remaja ini yang tidak disikapi dengan baik dan sigap oleh berbagai elemen dalam masyarakat sosial. Banyak pihak yang harus bekerja dalam menanggulangi terjadinya patologi sosiaal ini.
Keluarga menjadi elemen utama sebagai intitusi kecil dalam masyarakat dalam mengasuh dan mendidik anak-anak mereka dalam bersikap dan berperilaku dalam kehidupan sosial. Juga pasti diikuti oleh kesadaran masyarakat sosial akan pentingnya menjaga kondusifitas lingkungan sekitar mereka. Pemerintah dan juga kepolisian menjadi elemen penting untuk mencegah adanya patologi sosial yang berkelanjutan pada aktivitas dunia motor para remaja di Pangkalpinang.
Fenomena aktivitas bermotor remaja di Jerambah Gantung menunjukkan bahwa hal baik bisa saja mengalami perubahan menjadi hal yang buruk. Hal ini bisa terjadi karena kurangnya bimbingan orang tua atau keinginan remaja untuk mengekspresikan dirinya yang kemudian didukung oleh lingkungan pergaulannya. Ketertarikan terhadap motor, yang berawal dari rasa ingin tahu atau pencarian identitas, dapat berkembang menjadi kebiasaan yang berisiko.
Kebut-kebutan, misalnya, tidak hanya membahayakan keselamatan para pelaku, tetapi juga berdampak negatif pada ketertiban lingkungan. Dengan demikian, aktivitas ini bukan lagi sekadar hobi, melainkan telah berubah menjadi sebuah bentuk gangguan sosial yang mengganggu ketenangan masyarakat. Melihat hal ini, pemerintah daerah perlu menyediakan tempat atau media bagi remaja-remaja yang ingin mengespresikan dirinya melalui hobi semacam ini. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari semakin berkembangnya dan semakin banyakknya remaja-remaja yang meresahkan atas hobi membahayakan mereka dan orang lain.
Oleh karena itu, perlu adanya pendekatan yang lebih bijak dan konstruktif, seperti edukasi mengenai keselamatan berlalu lintas, penyediaan tempat khusus untuk kegiatan motorik, serta peningkatan pengawasan dari pihak berwenang. Dengan demikian, remaja dapat menikmati hobi mereka tanpa menimbulkan gangguan yang merugikan banyak pihak. (*)



