Daging Ayam Ras dan Bawang Merah Picu Inflasi di Babel pada Juli 2025

oleh -28 Dilihat
(Foto/Istimewa)

KILASBABEL.COM, PANGKALPINANG – Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis pada Juli 2025, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengalami inflasi secara bulanan sebesar 0,65% (mtm), berbalik arah dibandingkan dengan periode Juni 2025 yang mengalami deflasi sebesar 0,10% (mtm).

Angka inflasi bulanan Bangka Belitung juga tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan nasional yang juga mengalami inflasi sebesar 0,30% (mtm).

Terjadinya inflasi bulanan ini disebabkan oleh kenaikan indeks harga kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau sebesar 1,59% (mtm), dengan komoditas utama yang memberikan andil inflasi bulanan disumbang oleh daging ayam ras, bawang merah dan ikan kerisi.

Namun, tekanan inflasi yang lebih dalam tertahan oleh penurunan indeks harga kelompok Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga yang mengalami deflasi sebesar 0,16% (mtm).

Secara tahunan, Bangka Belitung juga tercatat mengalami inflasi sebesar 2,05% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan bulan Juni yang mengalami inflasi sebesar 0,99% (yoy). Angka inflasi tahunan Bangka Belitung lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional yang tercatat 2,37% (yoy), dan menjadikan Bangka Belitung menjadi provinsi dengan inflasi tahunan terendah kesembilan se-nasional.

Terjadinya inflasi tahunan ini disebabkan oleh kenaikan indeks harga kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau sebesar 4,56% (yoy), terutama komoditas bawang merah dan daging ayam ras. Selain itu, inflasi tahunan didorong oleh kenaikan indeks harga kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya sebesar 5,14% (yoy) khususnya komoditas emas perhiasan.

Namun demikian, tekanan inflasi yang lebih dalam tertahan oleh penurunan indeks harga pada kelompok Pendidikan yang mengalami deflasi sebesar 9,58% (yoy).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Rommy S. Tamawiwy, menjelaskan bahwa cuaca ekstrem berdampak terhadap gagal panennya bawang merah di daerah sentra produksi dan tidak dapat melautnya nelayan di Bangka Belitung. Hal ini mengakibatkan terbatasnya stok bawang merah dan ikan laut khususnya ikan kerisi di pasar.

“Selain itu, stok daging ayam ras juga terbatas di tengah permintaan masyarakat yang meningkat,” kata Rommy dalam keterangan resminya, Senin (4/8/2025).

Secara spasial, seluruh wilayah yang disurvei Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami inflasi secara bulanan. Kabupaten Tanjungpandan tercatat mengalami inflasi tertinggi yakni sebesar 1,41% (mtm), diikuti oleh Kabupaten Belitung Timur dan Kota Pangkalpinang yang masing-masing mengalami inflasi sebesar 1,04% (mtm) dan 0,46% (mtm).

Sementara itu, Kabupaten Bangka Barat tercatat mengalami inflasi bulanan terendah yakni sebesar 0,16% (mtm).

Secara tahunan, seluruh wilayah di Bangka Belitung juga mengalami inflasi. Kabupaten Belitung Timur merupakan wilayah yang mengalami inflasi tertinggi yakni sebesar 3,50% (yoy). Kemudian diikuti oleh Kabupaten Tanjungpandan dan Kota Pangkalpinang masing-masing mengalami inflasi sebesar 2,67% (yoy) dan 1,71% (yoy).

Selanjutnya, Kabupaten Bangka Barat tercatat sebagai wilayah yang mengalami inflasi terendah yaitu sebesar 1,18% (yoy).

Lebih lanjut, Rommy menambahkan Bank Indonesia terus bersinergi dengan TPID dan mitra strategis lainnya dalam menjaga inflasi pada rentang yang rendah dan stabil. Hal ini sebagai bentuk dukungan Bank Indonesia dan TPID terhadap 3 (tiga) langkah strategis pengendalian inflasi yaitu (i) menjaga inflasi tahun 2025 pada kisaran sasaran nasional 2,5±1% dalam rangka mendukung akselerasi pertumbuhan ekonomi, (ii) menjaga inflasi harga pangan bergejolak (volatile food) dalam kisaran 3,0-5,0% dan (iii) memperkuat koordinasi pusat dan daerah dengan penyusunan Peta Jalan Pengendalian Inflasi 2025-2027.

“Untuk itu, Bank Indonesia bersinergi dengan TPID se-Bangka Belitung akan terus memperkuat kerangka kebijakan 4K dalam pengendalian inflasi yakni Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif,” jelas Rommy.

Lebih lanjut Rommy menyampaikan bahwa dalam rangka mendukung keterjangkauan harga bahan pokok, sejak bulan Januari s.d Juli 2025 telah dilaksanakan 34 sidak pasar di seluruh wilayah di Bangka Belitung baik yang dipimpin langsung oleh Kepala Daerah maupun oleh perwakilan instansi terkait. Sidak ini dilakukan untuk memberikan kepastian kepada masyarakat agar tidak khawatir terhadap potensi kenaikan harga bahan pokok.

Selain itu, Bank Indonesia juga turut mendukung penyelenggaraan Operasi Pasar (OP) dan Gerakan Pasar Murah (GPM) yang diorkestrasi oleh Pemerintah Provinsi.

Di sisi lain, Bank Indonesia juga terus melakukan pemantauan perkembangan harga secara harian melalui Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) yang dapat dimanfaatkan dalam memonitor perkembangan harga pangan secara realtime.

Pada kerangka ketersediaan pasokan, Bank Indonesia juga terus bersinergi dengan Pemerintah Daerah dan instansi terkait. Pada bulan Juli, telah dilakukan berbagai upaya dalam rangka memperkuat ketahanan pangan melalui berbagai kegiatan inisiatif antara lain hilirisasi produk perikanan yang dilakukan oleh UMKM di Kurau Batubelubang dan Sungaiselan, Penyaluran SPHP oleh Bulog yang sudah dimulai sejak tanggal 24 Juli 2024, Penandatanganan 3 (tiga) Kerja Sama Antar Daerah (KAD) Government to Government (G to G) pada tanggal 25 Juli 2025 mengenai sinergi pengendalian inflasi daerah yang dilaksanakan pada rangkaian kegiatan Explore Babel antara Kabupaten Belitung Timur dan Kota Bekasi, Kabupaten Belitung Timur dan Kota Pangkalpinang dan Kabupaten Belitung Timur dan Kabupaten Belitung dan Penanaman jagung bersama Kapolres Bangka Tengah di Desa Namang Kabupaten Bangka Tengah pada tanggal 31 Juli 2025.

Hingga akhir bulan Juli 2025, telah dilaksanakan kegiatan OP sebanyak 75 kali di seluruh wilayah di Bangka Belitung, baik yang diorkestrasi oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, inisiatif dari masing-masing Pemerintah Kabupaten/Kota maupun kegiatan operasi pasar yang merupakan arahan dari Badan Pangan Nasional yang berlokasi di Kantor PT Pos Indonesia di Bangka Belitung.

Bank Indonesia senantiasa mendukung kegiatan operasi pasar dengan memfasilitasi distribusi pangan bagi distributor sehingga bahan pokok yang dijual di kegiatan operasi pasar lebih murah dibandingkan harga pasar. Melalui dukungan tersebut, diharapkan pelaksanaan operasi pasar murah menjadi lebih optimal dan memberikan manfaat bagi masyarakat luas.

Selain itu, GPM juga telah dilaksanakan setidaknya sebanyak 28 kali di seluruh wilayah di Bangka Belitung, baik yang diorkestrasi oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung maupun inisiatif dari masing-masing Pemerintah Daerah. Bank Indonesia juga turut memfasilitasi penyelenggaraan GPM tersebut.

Dari sisi kelancaran distribusi, Bank Indonesia turut memfasilitasi distribusi pangan. Sejak bulan Januari s.d Juli 2025, Bank Indonesia telah memberikan fasilitasi distribusi pangan pada 15 kali penyelenggaraan OP yang diorkestrasi oleh Dinas Perdagangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Bank Indonesia juga memfasilitasi pengiriman daging sapi beku sebanyak 17,5 ton dari Jakarta ke Belitung Timur sebagai tindak lanjut dari Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Koperasi Pengendali Inflasi Daerah dan Perum Bulog Kantor Cabang Belitung.

Dalam rangka implementasi komunikasi yang efektif, selama bulan Januari s.d Juli 2025, telah dilaksanakan sebanyak 9 kali pertemuan High Level Meeting (HLM) TPID yang dipimpin oleh Kepala Daerah. Selanjutnya, juga telah dilaksanakan talkshow dan demo masak pangan olahan ikan air tawar pada kegiatan Explore Babel sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat terhadap diversifikasi pangan terutama ikan air tawar sebagai alternatif pengganti ikan air laut.

Selain itu, upaya pengendalian ekspektasi masyarakat terus dilakukan oleh TPID melalui komunikasi di media cetak, radio dan baliho milik Pemerintah Daerah.

Rommy juga menyampaikan bahwa ke depan masih terdapat tantangan bagi TPID dalam menjaga inflasi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada rentang yang rendah dan stabil.

“Melalui kolaborasi yang kuat antar anggota TPID bersama seluruh masyarakat diharapkan inflasi tetap terjaga dalam sasaran nasional dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung yang inklusif dan berkelanjutan,” tutup Rommy.(eno/SP)

No More Posts Available.

No more pages to load.