KILASBABEL.COM, BANGKA – Prodi DIII Keperawatan Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang baru-baru ini menggelar kegiatan pengabdian kepada masyarakat di SMAN 1 Mendo Barat Kabupaten Bangka sebagai implementasi tri dharma perguruan tinggi.
Pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan oleh tim dosen atau pengelola Prodi D III Keperawatan terdiri dari Ns. Dudella Desnani Firman Yasin, S.Kep., M.Kep., Erni Chaerani, S.Pd., S.Kep.,MKM, Ns. Eny Erlinda Widyaastuti, S.Kep., M.Kep., Ns. Sopian Hadi, S.Kep. dan Ns. Febri Emilda Nuriska, S.Kep serta 3 orang mahasiswa.
Topik pengabdian pada masyarakat kali ini adalah “Kompas Diabetes (Kelompok Remaja Paham Skrining Diabetes) di SMAN 1 Mendo Barat”.
Ketua Tim Pengabdi, Ns. Dudella Desnani Firman Yasin, S.Kep., M.Kep. menjelaskan, topik Diabetes Mellitus diambil karena berdasarkan Data International Diabetes Federation (IDF) tahun 2021 menempatkan Indonesia di peringkat kelima global dengan 19,5 juta penderita.
Baca juga: Bejat! Oknum Guru SD di Pangkalpinang Cabuli Siswa SMK
Di Asia Tenggara, kata dia, Indonesia merupakan satu-satunya negara yang masuk kategori 10 besar dengan proporsi remaja penderita DM tertinggi di ASEAN.
Dudella menambahkan, di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, kasus diabetes juga menunjukkan tren peningkatan, terutama di daerah-daerah dengan gaya hidup perkotaan yang mulai merambah hingga ke pelosok.
Salah satu wilayah yang menjadi perhatian adalah Kecamatan Mendo Barat Kabupaten Bangka. Di wilayah ini, program edukasi kesehatan, khususnya yang menyasar remaja, masih sangat terbatas termasuk di sekolah-sekolah.
“Informasi yang diterima dari pihak SMAN 1 Mendo Barat, para siswa belum mendapatkan pengetahuan yang cukup mengenai diabetes, faktor risikonya, maupun cara pencegahannya melalui skrining dini,” ujar Dudella, Kamis (14/8/2025).

Dikatakan Dudella, program pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di SMAN 1 Mendo Barat, dengan pendekatan edukatif-partisipatif yang melibatkan siswa sebagai subjek aktif.
Baca juga: IRT Warga Parit Lalang Disiram Air Keras oleh OTD, Jajaran Polresta Pangkalpinang Buru Pelaku
“Melalui kegiatan ini, siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan tentang diabetes, tetapi juga keterampilan dalam melakukan skrining sederhana seperti pengukuran indeks massa tubuh, pengenalan gejala diabetes dan pengisian kuesioner risiko,” jelas Dudella.
Selanjutnya Dudella menyampaikan, kegiatan Kompas Diabetes ini juga menjadi bentuk nyata kontribusi akademisi dalam menjembatani kesenjangan informasi kesehatan pada remaja serta mendukung upaya pemerintah dalam menurunkan prevalensi diabetes melalui strategi promotif dan preventif yang melibatkan semua lapisan usia, termasuk remaja.
Eny Erlinda, salah satu tim kegiatan menambahkan, remaja merupakan kelompok usia strategis dalam intervensi kesehatan karena mereka sedang berada pada fase pembentukan kebiasaan yang akan dibawa hingga dewasa.
Dengan memberikan edukasi sejak dini dan melibatkan remaja secara aktif dalam program kesehatan, kata dia, diharapkan dapat menciptakan efek jangka panjang berupa peningkatan kesadaran dan perubahan perilaku sehat di masa depan.
Baca juga: PT Timah Tbk Bersama Tim Gabungan Tertibkan Tambang Ilegal di Belitung
“Selain itu, remaja juga memiliki potensi sebagai agen perubahan (agent of change) di lingkungan sekitarnya, termasuk keluarga dan komunitas sekolah,” kata Eny.
Eny menerangkan bahwa Diabetes Melitus sering menimbulkan komplikasi yang bersifat menahun (kronis), terutama pada struktur dan fungsi pembuluh darah. Jika hal ini terus dibiarkan begitu saja, katanya, dapat menimbulkan komplikasi lain yang cukup fatal, seperti penyakit jantung, ginjal, kebutaan, aterosklerosis, bahkan sebagian tubuh bisa diamputasi.
Sementara itu, pihak SMAN 1 Mendo Barat sangat mengapresiasi dan mendukung kegiatan ini dan siswa pun sangat antusias mengikuti edukasi. Diharapkan siswa dapat menyuarakan pentingnya gaya hidup sehat dan deteksi dini penyakit tidak menular khususnya diabetes melitus di lingkungan sekolah.(ari)





