KILASBABEL.COM – Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) terus berupaya memperkuat fondasi ekonominya melalui penyelenggaraan Babel Economic Forum (BEF) dan Babel Business Forum (BBF) 2025.
Kedua forum ini menjadi platform strategis untuk merumuskan kebijakan dan aksi nyata dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dengan fokus utama pada hilirisasi sektor perikanan dan optimalisasi penyaluran kredit.
Babel Economic Forum (BEF) 2025 mengusung tema sentral, yaitu “Akselerasi Hilirisasi Perikanan sebagai Motor Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan di Kepulauan Bangka Belitung”. Tema ini sejalan dengan visi pembangunan provinsi yang menekankan pada “Mandala Pengembangan Quality Tourism dan Ekonomi Biru”.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (KPwBI Babel), menyatakan bahwa hilirisasi perikanan merupakan kunci untuk mengoptimalkan potensi ekonomi biru Babel.
Menurut Rommy, sektor perikanan saat ini memberikan kontribusi signifikan terhadap PDRB, mencapai 7,44% pada tahun 2024. Selain itu, komoditas ikan dan udang juga menjadi andalan ekspor, menyumbang 8,03% dari total ekspor Babel pada tahun yang sama.
“Kami melihat potensi besar dalam mengembangkan hilirisasi perikanan. Ini bukan hanya tentang meningkatkan nilai tambah produk, tetapi juga menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan menjaga ketahanan pangan daerah,” ujarnya dalam program Bincang Kek Media di Pangkalpinang, Senin (27/10/2025).
Rangkaian acara BEF telah dimulai dengan berbagai kegiatan pre-event, termasuk pelatihan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) Dasar yang diikuti oleh 54 pelaku usaha perikanan.
Selain itu, digelar pula EcoTalk Goes to Campus di Universitas Bangka Belitung (UBB) dan IAIN SAS Bangka Belitung untuk menyebarluaskan hasil riset dan menggali ide-ide inovatif dari kalangan akademisi.
Puncak acara BEF 2025 akan diselenggarakan pada Rabu, 29 Oktober 2025, di Ballroom Tanjung Kelayang, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Gubernur Kepulauan Bangka Belitung dijadwalkan hadir dan memberikan arahan strategis. Forum ini juga akan menghadirkan narasumber kompeten dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, akademisi, serta pelaku usaha perikanan yang sukses.
Dalam forum ini, akan dilakukan penyerahan sertifikat pelatihan HACCP kepada para pelaku usaha, penyerahan Book Chapter ISEI sebagai wujud dukungan kebijakan berbasis riset, serta penyerahan Buku Laporan Perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Selain BEF, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung juga menggelar Babel Business Forum (BBF) 2025 dengan tema “Mendorong Penyaluran Kredit sebagai Akselerator Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Bangka Belitung”. BBF menjadi wadah penting untuk mempererat hubungan antara Bank Indonesia dengan para pelaku usaha, sekaligus mencari solusi untuk meningkatkan akses pembiayaan bagi sektor-sektor produktif.
Sebagai bagian dari BBF, diselenggarakan booth konsultasi one-on-one yang melibatkan berbagai pihak, termasuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK), perbankan, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), Bea Cukai, dan Badan Mutu Karantina dan Keamanan Hasil Perikanan (BMKKP). Booth ini memberikan layanan konsultasi terkait produk pembiayaan, pendaftaran QRIS, serta berbagai isu terkait dunia usaha. Selain itu, tersedia pula kas keliling untuk melayani penukaran uang pecahan kecil.
Acara utama BBF 2025 akan dilaksanakan pada Rabu, 29 Oktober 2025, di lokasi yang sama dengan BEF. Forum ini akan menghadirkan pembicara dari Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia, OJK, dan Bank Rakyat Indonesia (BRI). Diskusi akan difokuskan pada peran dan dukungan Bank Indonesia terhadap pertumbuhan kredit sektoral prioritas, strategi mitigasi risiko kredit, serta peran kredit perbankan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Rommy menambahkan, BBF 2025 diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi kebijakan yang konkret untuk meningkatkan penyaluran kredit kepada sektor-sektor yang memiliki potensi besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Babel.
“Dengan sinergi antara BEF dan BBF, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung optimis dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Hilirisasi perikanan dan peningkatan akses pembiayaan menjadi dua pilar utama dalam mewujudkan visi tersebut,” tutup Rommy.(eno)








